BAB 9 ; KONSEP DASAR SISTEM
PENDAHULUAN
Pada Bab ini akan
dijelaskan bahwa teknologi hanya merupakan sala satu dari empat elemen sistem
informasi dalam organisasi. Untuk pengembangan sistem informasi, maka kita
perlu memahami prinsip, teknik, dan catatan untuk analisis sistem dan desain
sehingga kita akhirnya dapat memahami bagaimana menganalisa keadaan bisnis yang
secara logis menerapkan teknologi informasi untuk memenuhi kebutuhan
perusahaan. Prinsip-prinsip ini perlu dikuasai oleh seorang manajer atau
pemakai sistem informasi disebabkan oleh beberapa faktor berikut ini;
1. Pada manajer bisnis sangat mungkin
mengembangkjan siste meraka sendiri. Untuk membangun sistem dengan end-user
yang berkualitas, seorang manajer harus menerapkan prinsip yang sama jika
system tersebut dikerjakan oleh pihak lain.
2. Seorang manajer bisnis mungkin saja bekerjasama
atau berkonsultasi dengan professional sistem. Untuk itu seorang manajer harus
menguasai konsep sistem sehingga dapat mengkomunikasikan dan nengkonfirmasikan
apa yang diingkan oleh perusahaan.
3. Seorang manajer bisnis harus memahami
konsep sistem untuk menguasai sistem informasi.
KONSEP SISTEM
Sistem adalah
sepoerangkat komponen yang saling berhubungan dan saling bekerja sama untuk
mencapai bberapa tujuan. Sistem informasi adalah kumpulan hardware dan software
computer, prosuder, dokumentasi, formulir dan orang yang bertanggungjawab untuk
memperoleh, menggerakkan, manajemen, distribusi data dan informasi. Proses yang
harus diikutkan dalam pengembangan suatu system yang baik disebut system
analysis and design (SA&D). Proses SA&D ini didasarkan pada
pendekatan system untuk mengatasi suatu masalah yang disebabkan oleh beberapa
prinsip dasar berikut ini:
§ Seorang manajer harus tahu apa (what)
yang dilakukan oleh suatu system sebelum membuat spesifikasi bagamana (how)
suatu system bekerja.
§ Memilih cakupan yang tepat atas
keadaan yang dianalisis akan berpengaruh terhadap masalah apa yang bisa dan
yang tidak.
§ Suatu masalah (atau system)
sebenarnya terdiri dari beberapa masalah; sehingga strategi yang tepat adalah
mengurutkan masalah yang benar ke masalah yang kecil.
§ Pemecahan suatu masalah antara satu
bagian dengan bagian yang lain mungkin sekali berbeda, sehingga pemecahan
alternative yang menunjukan perspektif yang berbeda hendaknya dibuat dan
diperbandingkan sebelum hasil akhir dipilih.
§ Masalah dan permasalahannya berubah
ketika dilakukan analisa, sehingga seorang manajer harus mengambil pendekatan
bertahap terhadap pemecahan masalah. Hal ini memungkinkan komitmen yang terus
bertambah (incremental) terhadap
pemecahan masalah tertentu, dimana keputusannya adalah berlanjut atau tidak ke
tahap berikutnya.
KERANGKA KERJA ORGANISASIONAL
DARI SUATU SISTEM
UNSUR MANUSIA DALAM SISTEM INFORMASI
Manusia sebagai penyedia
dan pemakai informasi merupakan bagian integral dari sistem informasi.
Pemahaman terhadap unsur manusia membantu memahami mengapa suatu sistem tidak
cocok untuk setiap orang. Lebih lanjut Newell dan Simon menunjukan beberapa
eksperimen bahwa manusia memiliki tiga jenis memori atau sistem penyimpanan
yang berbeda
§ Memori Jangka Panjang : Tempat penyimpanan dari fakta
yang luas dan hubungan-hubungan yang ada di otak manusia.
§ Memori Jangka Pendek : Tempat kecil di otak untuk
menipulasi data.
§ Memori Eksternal: Alat-alat diluar otak (computer, kertas, dan lain-lain)
PEMBUATAN KEPUTUSAN
Karena Pembuatan keputusan merupakan
tugas manajerial yang rutin, maka dapat ditentukan bagaimana manusia membuat
keputusan dalam organisasi. Pemahaman proses pembuatan keputusan merupakan hal
penting dalam sistem informasi.
Model pembuatan keputusan dapat
dilihat pada gambar 9.3. Dari gambar tersebut, kita dapat mendefinisiskan
masing-masing elemen proses pembuatan keputusan.
Intelligence :
Mencari kondisi lingkungan yang menimbulkan adanya kebutuhan untuk membuat
suatu keputusan, dan pengumpulan data yang releven.
Desain :
Mengembangkan dan menemukan solusi atau tindakan alternative, serta kelayakan
solusi/tindakan.
Pilihan :
Pemilihan alternative yang terbaik terhadap masalah yang ada.
Persuasi :
Menpengaruhi orang lain yang terlibat dalam implementasi keputusan sehingga
mereka menerima dan mengikuti solusi yang telah dipilih.
Implementasi :
Pembuatan dan pengelolaan solusi yang baru sehingga dilakukan tepat waktu dan
efisien.
Follow-up :
Memonitor solusi untuk menjamin bahwa keputusan tersebut dapat bekerja seperti
yang diharapkan dan memodifikasikan atau memperbaiki solusi.
KARAKTERISTIK SISTEM
Untuk
memahami atau mengembangkan suatu sistem, kita perlu membedakan unsure-unsur
dari sistem yang membentuknya. Berikut ini karakteristik sistem yang dapat membedakan
suatu sistem dengan sistem lainnya:
1.
Batasan (Boundary) : Penggambaran dari suatu
elemen/unsure mana yang termasuk di dalam sistem dan mana yang di luar sistem.
2.
Lingkungan (Environtment) : Segala sesuatu diluar system;
lingkungan menyediakan asumsi, kedala, dan input terhadap suatu sistem.
3.
Masukan (input) : Sumberdaya (data, bahan baku , peralatan, energi)
dari lingkungan yang dikonsumsi dan di manipulasi oleh suatu sistem.
4.
Keluaran (Output) : Sumberdaya atau produk (informasi,
laporan, dokumen, tampilan dalam computer, barang jadi) yang disediaka untuk
lingkungan sistem oleh kegiatan dalam suatu sistem.
5.
Komponen (Components) : kegiatan-kegiatan atauproses dala
suatu sistem yang mentrasformasikan input menjadi bentuk setengah jadi ataupun
output.komponen ini bias subsistem dari suatu sistem.
6.
Interfeca : Tempat dimana komponen atau sistem
dan lingkungannya bertemu atau berinteraksi.
7.
Penyimpanan (Storage) : Area yang dikuasi dan digunakan
untuk penyimpanan sementara dan tetap dari informasi, energi, bahan baku dan sebagainya.
SISTEM LOGIK
DAN SISTEM FISIK (LOGICAL AND PHYSICAL SYSTEMS)
Terdapat
dua macam penggambaran sistem secara umum, khususnya yang menyangkut funsi dan
bentuk dari sistem, yaitu sistem logic dan sistem fisik.
a.
Sistem
logic (logical system).
Sistem
logic menjelaskan fingsi dan tujuan dari sistem tanpa menyinggung hal-hal yang
bersifat fisik dimana sistem itu di implementasikan.
b.
Sistem
fisik (physical system).
Sistem
fisik juga sebuah penggambaran atau abstraksi, tetapi sistem ini menggunakan simbol
dan notasi untuk menunjuk bentuk fisik, tentang bagaimana dan dimana sistem
beroperasi.
BAGAIMAN MENGELOLA PENGEMBANGAN SISTEM?
Jika
organisasi bisnis ingin mengembangkan sistem informasi, maka ia harus
mengembangkan teknik untuk menjamin bahwa sistem yang paling dibutuhkanlah yanh
dibuat pertama kali. Sistem yang tidak diperlukan tidak bias dibangun dan
digunakan akhir berperan penuh dfalam menentukan sistem baru apa yang dibangun
serta bagaimana membuatnya. Gambar berikut ini menunjukan elemen struktur
manajemen dalam mengembangkan sistem-sistem baru.
dapat dilihat puncak struktur adalah kelompok perencana strategi
perusahaa dan komite pengarah sistem informasi. Kelompok perencana strategi
perusahaan bertanggung jawab dalam mengembangkan rencana strategi organisasi. Rencana
strategis yang dirancang mungkin membantu pengembangan sistem baru. Fungsi
terpenting dari komite ini adalah memberikan arah strategi secara keseluruhan
terhadap sistem informasi. Fungsi lainnya adalah mendukung manajemen puncak
tentang bidang sistem sehingga mereka memahami tingkat ketergantungan
organisasi terhadap sistem. Manajemen puncak menyediakan arah strategi secara
keseluruhan (memastikan bahwa sistem dikordinasi dengan rencana strategi) dan
menyediakan dukungan dana.
Komite
pengarah sistem informasi adalah kelompok manajemen puncak yang bertanggung
jawab langsung untuk pengembangan sistem dan pengoperasiannya. Tingkatan
manajemen berikut adalah tim manajemen proyek, berkaitan dengan manajeman
proyek-proyek khusus.
Tim
proyek sistem informasi dirancang oleh oleh professional sistem (analis dan
programmer) yang bertanggungjawab langsung pada pembuatan sistem. Tim ini
bertanggungjawab pada sebagian besar aktivas pengembangan.
KETERKAITAN
SISTEM INFORMASI
DENGAN
RENCANA BISNIS
Organisasi perlu mengembangkan
rencana sistem informasi yang mendukung seluruh rencan bisnis. Begitu proyek
khusus telah dipilih dalam konteks strategi, maka rencana sistem informasi dapat
dikembangkan. Rencana ini berfungsi sebagai peta yang menunjukan arah
pengembangan sistem, situasi kini, strategi manajemen, rencana implementasi,
dan anggaran. Yang tidak kalah pentingnya dalam konteks ini adalah strategi
manajemen untuk berubah dari sistem dan situasi yang berlaku sekarang ke
situasi masa depan.
PENGEMBANGAN
SISTEM DAN PERUBAHAN
ORGANISASI
Berikut ini penjelasan dari gambar
9.2 tentang risiko dan hasil pengembangan sistem informasi dalam konteks
perubahan organisasi.
1. Otomatisasi, dengan
menggunakan komputer akan mempercepat kinerja tugas uang dijalankan oleh
masing-masing bagian organisasi.
2. Rasionalisasi prosedur, yakni penyelarasan standar prosedur operasi, mengurangi
kendala-kendala, sehingga otomasi menjadi prosedur operasi lebih efesien.
3. Rekayasa ulang bisnis (Re-engineering). Perubahan ulang secara radikal dalam lembaga bisnis,
dimaksudkan untuk menggabungkan langkah-langkah, memotong hal-hal yang tidak
perlu, mengurangi duplikasi, mengurangi tugas-tugas yang banyak meningkatkan
biaya, kualitas dan memaksimalkan manfat teknologi informasi.
4. Perpindahan paradigma. Yaitu merancang ulang konsep.sifat bisnis dan sifat organisasi.
MERANCANG
ULANG PROSES BISNIS
Perusahaan
dapat berfoks pada pembuatan sistem baru dimana mereka merancang ulang proses
bisnisnya. Jika proses bisnis yang pertama dirancang sebelum teknologi komputer
diterapkan, organisasi dapat memperoleh payoff yang tinggi dari investasi yang
dilakukan dalam teknologi informasi.
LANGKAH-LANGKAH DALAM MERANCANG ULANG BISNIS
Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam rancang
ulang bisnis adalah :
1.
Mengembangkan
visi bisnis dan tujuan proses. Manajemen puncak perlu mengembangkan visi
strategi yang diperlu dalam proses bisnis setelah adanya rancang ulang.
2.
Mengidentifikasi
proses bisnis yang dirancang ulang. Perusahaan-perusahaan seharusnya menentukan
proses bisnis inti yang akan dirancang ulang, dengan memfokuskan pada segala
hal yang dapat memberikan tingkat kelebihan (return) yang maksimal.
3.
Memahami
dan mengukur kinerja dari proses yang ada saat ini. Jika tujuan dari proses
rancang ulang adalah untuk mengurangi waktu dan biaya dalam mengembangkan
produk baru atau pengisian suatu order, organisasi perlu mengukur waktu dan
biaya yang dihasilkan oleh proses.
4.
Menentukan
kesempatan-kesempatan untuk menerapkan teknologi informasi. Metode konvensional
perancang sistem menentukan kebutuhan informasi dari fungsi atau proses bisnis,
kemudian menentukan bagaimana kebuituhan tersebut didukung oleh teknologi
informasi.
5.
Membuat
sesuatu prototipe proses baru. Organisasi seharusnya merancang proses baru atas
dasar eksperimen dengan mengantisipasi sejumlah revisi dan perbaikan hingga
proses perancangan ul;ang tersebut disetujui.
Proses
rekayasa ulang organisasi atau sistem informasi akan mempengaruhi pekerja,
kebutuhan, kemampuan, alur kerja yang jelas, dan hubungan pelaporan. Ketakutan
untuk berubah dapat mengakibatkan anggota organisasi bersikap bertahan atau
resisten terhadap perubahan.
kakak gambarnya kok gak terlihat ya ???
BalasHapus