Rabu, 26 September 2012

Manajemen Risiko dan Study Kasus


1.      Definisi resiko
Ada banyak definisi tentang resiko (risk). Resiko dapat ditafsirkan sebagai bentuk keadaan ketidakpastian tentang suatu keadaan yang akan terjadi nantinya (future) dengan keputusan yang diambil berdasarkan berbagai pertimbangan pada saat ini. Menurut Ricky W. Graffin dan Ronald J. Elbert, resiko adalah uncertainty about future events. Adapun Joel G. Siegel dan Jae K. Shim mendefinisikan risiko menjadi 3 hal,
-        Pertama adalah keadaan yang mengarah kepada sekumpulan hasil khusus, dimana hasilnya dapat di peroleh dengan kemungkinan yang telah di ketahui oleh pengambil keputusan,
-        Kedua adalah variasi dalam keuntungan, penjualan, atau variable keuangan lainnya.
-        Ketiga adalah kemungkinan dari sebuah masalah keuangan yang mempengaruhi kinerja operasi perusahaan atau posisi keuangan, seperti risiko ekonomi, ketidakpastian polotik, dan masalah industri.
Lebih jauh Joel G. Siegel dan Jae K. Shim menjelaskan pengertian dari analisis risiko adalah proses pengukuran dan penganalisaan risiko disatukan dengan keputusan keuangan dan investasi.

2.      Definisi manajemen resiko
Manajemen resiko adalah suatu bidang ilmu yang membahas tentang bagaimana suaru organisasi menerapkan ukuran dalam memtakan berbagai permasalahan yang ada dengan menempatkan berbagai pendekatan manajemen secara komprenhensif dan sistematis.

3.      Manfaat manajemen risiko
Dengan di terapkan manajemen resiko di suatu perusahaan ada beberapa manfaat yang akan di peroleh, yaitu :
a.       Perusahaan memiliki ukuran kuat sebagai pijakan dalam mengambil setiap keputusan, sehingga para manajer menjadi lebih berhati hati (prudent) dan selalu menempatkan ukuran ukuran dalam berbagai keputusan
b.      Mampu memberikan arah bagi suatu perusahaan dalam melihat pengaruh pengaruh yang mungkin timbul baik secara jangka pendek dan jangka panjang.
c.       Mendorong para manajer dalam mengambil keputusan untuk selalu menghindari risiko dan menghindari dari pengaruh terjadinya kerugian khususnya kerugian dari segi financial.
d.      Memungkinkan perusahaan memperoleh risiko kerugian yang minimum
e.       Dengan adanya konsep manajemen resiko (risk management concept) yang dirancang secara detail maka artinya perusahaan telah membangun arah dan mekanisme secara suistainable (berkelanjutan)

4.      Tahap-tahap dalam melaksanakan manajemen resiko
Untuk mengimplementasikan menejemen resiko secara komprehensif adea beberapa tahap yang harus melaksanakan oleh suatu perusahaan yaitu :
a.       Indetifikasikan risiko
b.      Mengindentifikasi bentuk-bentuk risiko
c.       Menempatkan ukuran ukuran resiko
d.      Menempatkan alternatif – alterantif
e.       Menganalisis setiap alternatif
f.       Memutuskan satu alternatif
g.      Melaksanakan alternative yang di pilih
h.      Mengontrol alternatif yang dipilih tersebut
i.        Mengevaluasi jalannya alternatif yang dipilih
j.         
5.      Tipe risiko
Bagi pelaku sector bisnis dan pihak perbankan khususnya perlu mengamati dan memahami tipe-tipe resiko dengan seksama, karena menyangkut dengan penyaluran kredit yang memeberikan kepada para debitur dan risiko yang akan di tanggungkan oleh para debiturnya. Dari sudut pandang akademisi ada banyak jenis risiko namun secara umum risiko itu hanya dikenalkan dalam dua tipe saja, yaitu risiko murni (pure risk) dan risiko spekulatif (speculative risk).



6.      Mengelola risiko
Dalam beraktivitas, yang namanya risiko pasti terjadi dan sulit untuk dihindari sehingga bagi sebuah lembaga bisnis seperti misalkan perbankan sangat penting untuk memikirkan bagaimana mengelola atau men-manage risiko tersebut. Pada dasarnya risiko itu sendiri dapat dikelola dengan 4 cara yaitu :
a.       Memperkecil resiko
b.      Mengalihkan risiko
c.       Mengontrol risiko
d.      Pendanaan risiko

7.      Alternatif-alternatif menghindari risiko
Untuk menghindari risiko yang timbul terhadap aktivita.  investasi yang dilakukan perlu dilakukan alternatif-alternatif dalam pengambilan keputusan. Alternatif keputusan yang diambil adalah adalah yang dianggap realistis dan tidak akan menimbulkan masalah nantinya. Tindakan seperti ini dianggap sebagai bagian strategi investasi.
Bahwa berbagai keputusan-keputusan strategi akan menghasilkan nilai yang lebih besar bagi perusahaan. Tindakan lanjut dari keputusan strategis ini adalah dengan melibatkan secara maksimal sumber daya yang ada untuk mengimplementasikan keputusan yang dimaksud dan menentukan pihak-pihak yang bertanggung jawab atas implementasi ini. Artinya adalah risiko yang timbul merupakan bentuk realita yang terjadi yang mana risiko itu selalu saja sulit untuk di hindari namun diusahakan terjadi dalam jumlah yang sangat minim.

8.      Komisaris perusahaan dan cara menyelesaikan risiko
Untuk melihat lebih dalam bagaimana bentuk struktur organisasi menejemen resiko dalam suatu perusahaan dapat kita lihat pada gambaran di bawah ini.

 








Dalam struktur organisasi manajemen risiko di atas kita dapat melihat bahwa setiap bagian saling bekerja sama dan saling berhubungan satu dengna lainnya. Konsep manajemen yang saling berinteraksi seperti ini adalah menjadi dasar berpikir (base thingking) akan bias di petakan dan di cari solusinya jika setiap pihak saling tidak mau berkerjasama, karena dengan berkerjasama setiap masalah akan lebih mudah di cari solusinya.

9.      Tanggung jawab bersama dewan komisaris dan direksi
Untuk terciptanya suatu bentuk kinerja yang sinergi antara komisaris dan direksi maka perlu dibangun suatu kesepakatan kerja dan bentuk tanggung jawab yang bersama-sama berusaha memajukan perusahaan. Penegasan tanggung jawab dalam membangun perusahaan jauh dari risiko dan terciptanya perusahaan dengan profit yang maksimal, maka komisaris dan direksi perlu membangun suatu kesepakatan kerja. Kesepakatan kerja dalam sebuah semangat kebersaamaan yang di bangun akan memeberikan arti bagi perwujudan visi dan misi perusahaan secara lebih jauh.




10.  Manajemen perusahaan
Menejemen perusahaan adalah mereka yang bekerja untuk melaksanakan tugas dan kewajiban dalam mengelola dan mengatur perusahaan dengan mempergunakan ilmu dan seni mereka dengan tujuan mampu memuaskan kepentingan stakeholders.
Stakeholders adalah individudan kelompok-kelompok yang mempengaruhi dan di pengaruhi oleh hasil-hasil strategis yang diperoleh dan yang memiliki klaim-klaim yang dapat dipaksakan kekinerja suatu perusahaan. Stakeholder sering disebut juga sebagai pihak yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan.

11.  Target deviden yang maksimal dan manajemen risiko
Pihak komisaris menginginkan tercapainya perolehan laba perusahaan yang maksimal dimana akan memberikan pengaruh pada naiknya perolehan dividen perusahaan. Kondisi seperti ini memaksa pihak menejemen perusahaan melakukan berbagai tindakan strategis seperti
a.       Meningkatkan angka penjualan dengan membuka dan memperluaskan pasar
b.      Mencari bahan baku dengan harga yang rendah namun berkualitas tinggi
c.       Menciptakan produk dengan kualitas dan desain yang bagus dan berkualitas,
d.      Memberikan hadiah atau bonus kepada distributor yang mampu menjual dengan pencapaian target yang tinggi,
e.       Menaikkan harga produk. Agar keuntungan yang diperoleh meningkat maka harga barang dinaikan. Pada kondisi ini konsumen akan biasa, namun karena produknya sudah begitu dipercaya dan memiliki kualitas yang bagus maka konsumen tetap loyal pada produk tersebut,
f.       Melakukan efesiensi dan efektivitas dari segi biaya

12.  Hedging
Tindakan dan keputusan hedging biasanya dilakukan seputar dengan kondisi mengantisipasi timbulnya fluktuasi valuta asing (valas)di pasaran. Seluruh perusahaan yang dalam pencatatan akuntansi melibatkan valas otomatis dalam transaksi bisnisnya mempergunakan valas, mengharuskan perusahaan tersebut untuk menempatkan alokasi dana khusus dlam bentuk hedging.
Soal pertanyaan untuk diskusi

1.      Jelaskan pengertian risiko dari segi prespektif bisnis ? berikan contohnya ?
2.      Jelaskan manfaat manajemen resiko bagi manajemen perusahaan. Serta jelaskan juga dampak negatif jika manajemen risiko tidak di terapkan di suatu perusahaan !
3.      Menurut anda mengapa dalam menyelesaikan dan meminimalisasi resiko berbagai pihak harus saling berkerja sama, dan apa risikonya jika mereka tidak mau saling berkerja sama ?
4.      Menurut anda mengapa banyak pembisnis menyukai resiko ? berikan contoh !
5.      Jelaskan bagaimana suatu risiko dikelola ! berikan contoh
6.      Jelaskan dan berikan contoh bagaimana menghindari resiko ?

Jawab :

1.      Risiko dapat didefinisikan sebagai kemungkinan terjadinya sesuatu yang akan berdampak pada tujuan. Meletakkan resiko dalam perspektif serorang pengusaha / pebisnis / usaha, dapat berupa mengarahkan tujuan dari sebuah bisnis / usaha dengan memberikan layanan kualitas terbaik, untuk memaksimalkan pendapatan dan penurunan biaya, memiliki kualitas karyawan yang terstandar, dan meningkatkan produktivitas dan kualitas produk, dan untuk meningkatkan pangsa pasar. Risiko dapat memiliki hasil positif atau negatif, sehingga baik kesempatan atau kerugian untuk bisnis / usaha. Manajemen risiko adalah cara di mana efek yang merugikan dari risiko dikelola dan peluang potensial direalisasikan. Oleh karena itu, manajemen risiko mencakup:
a)      Meminimalkan hal-hal yang negatif dapat berdampak pada bisnis / usaha
b)      Mengidentifikasi dan memanfaatkan hal-hal yang akan membantu untuk mencapai tujuan dan tujuan bisnis / usaha.
Dari segi propektif bisnis, resiko dapat di bagi menjadi dua jenis resiko, yakni :
a)      risiko murni
b)      risiko spekulatif

Risiko Murni atau pure risk berarti ada ketidakpastian terjadinya suatu kerugian atau dengan kata lain hanya ada peluang merugi dan bukan suatu peluang keuntungan.
Risiko murni adalah suatu risiko yang bilamana terjadi akan memberikan kerugian dan apabila tidak terjadi tidak menimbulkan kerugian akan tetapi juga tidak memberikan keuntungan

Contoh risiko murni adalah : kapal dan muatannya mungkin akan tenggelam, terjadi kebakaran, bencana alam atau banjir. Jadi risiko yang terjadinya tidak kita inginkan atau tidak kita sengaja.

Risiko Spekulatif atau speculative risk adalah risiko yang berkaitan dengan terjadinya dua kemungkinan, yaitu peluang mengalami kerugian finansial atau peluang memperoleh keuntungan. Perbedaan risiko murni dan risiko spekutatif adalah dalam risiko murni, kerugian terjadi atau tidak terjadi sama sekali. Sedangkan dalam risiko spekulatif, kemungkinan terjadi kerugian atau keuntungan,

Contoh dari risiko spekulatif adalah : misalnya melakukan investasi saham di bursa efek atau membeli undian, Contoh lain : kita menggunakan modal untuk membuka usaha rumah makan, atau digunakan untuk investasi membangun pembangkit baru. Dalam membuka usaha baru ini pasti akan ada kemungkinan risiko rugi, tapi juga ada peluang untuk memperoleh keuntungan.

2.      Dengan di terapkan manajemen resiko di suatu perusahaan ada beberapa manfaat yang akan di peroleh, yaitu :
a.       Perusahaan memiliki ukuran kuat sebagai pijakan dalam mengambil setiap keputusan, sehingga para manajer menjadi lebih berhati hati (prudent) dan selalu menempatkan ukuran ukuran dalam berbagai keputusan
b.      Mampu memberikan arah bagi suatu perusahaan dalam melihat pengaruh pengaruh yang mungkin timbul baik secara jangka pendek dan jangka panjang.
c.       Mendorong para manajer dalam mengambil keputusan untuk selalu menghindari risiko dan menghindari dari pengaruh terjadinya kerugian khususnya kerugian dari segi financial.
d.      Memungkinkan perusahaan memperoleh risiko kerugian yang minimum
e.       Dengan adanya konsep manajemen resiko (risk management concept) yang dirancang secara detail maka artinya perusahaan telah membangun arah dan mekanisme secara suistainable (berkelanjutan)

Dan menurut saya manajemen resiko dapat berguna untuk mengambil keputusan dalam menangani masalah-masalah yang rumit :
a)      Memudahkan estimasi biaya
b)      Memberikan pendapat dan intuisi dalam pembuatan keputusan yang dihasilkan dalam cara yang benar
c)      Memungkinkan bagi para pembuat keputusan untuk menghadapi resiko dan ketidakpastian dalam keadaan yang nyata
d)     Memungkinkan bagi para pembuat keputusan untuk memutuskan berapa banyak informasi yang dibutuhkan dalam menyelesaikan masalah
e)      Meningkatkan pendekatan sistematis dan logika untuk membuat keputusan, Menyediakan pedoman untuk membantu perumusan masalah
f)       Memungkinkan analisa yang cermat dari pilihan-pilihan alternatif.
Dampak negatifnya bila perusahaan tidak memanajemenin resiko adalah estimasi pembiyaan perusahaan tidak dapat di perkirakan, pengambilan keputusannya sangat tidak efisien, kemudian tidak ada perencanaan bila terjadi masalah terhadap suatu bisnis yang di jalankan.

3.      Menurut saya manusia sebagai makhluk sosial tidak akan pernah bisa dipisahkan  dari komunitasnya dan setiap orang di dunia ini tidak akan pernah bisa untuk berdiri sendiri dalam melakukan segala aktivitasnya demi memenuhi kebutuhan hidupnya pribadi, masyarakat,golongan ataupun suatu perusahaan. Dan di sini kita berbicara tentang cara penyelesaian dan meminimalisir resiko di dalam suatu perusahaan. Di dalam menyelesaikan dan meminimalisir resiko, sudah barang tentu kita perlu bekerjasama dalam menyelesaikan ini, sebab tanpa adanya kerjasama dari pihak-pihak yang bersangkutan pihak manajemen akan kesulitan mendapatkan informasi-informasi yang di butuhkan. Dan dengan keterbatasannya informasi yang di butuhkan tersebut suatu masalah/ resiko tidak akan pernah selesai dengan efek yang positif. Ini dikarenakan di dalam pengambilan keputusan tersebut tidak  ada alternatif penyelesaian. Dan berdasarkan penelitian H. Kusnadi (2003), kerjasama mempunyai beberapa manfaat, yaitu sebagai berikut:

a)        Kerjasama mendorong persaingan di dalam pencapaian tujuan dan peningkatan produktivitas.
b)       Kerjasama mendorong berbagai upaya individu agar dapat bekerja lebih produktif,efektif, dan efisien.
c)        Kerjasama mendorong terciptanya sinergi sehingga biaya operasionalisasi akanmenjadi semakin rendah yang menyebabkan kemampuan bersaing meningkat.
d)       Kerjasama mendorong terciptanya hubungan yang harmonis antarpihak terkait serta meningkatkan rasa kesetiakawanan.
e)        Kerjasama menciptakan praktek yang sehat serta meningkatkan semangat kelompok.
f)        Kerjasama mendorong ikut serta memiliki situasi dan keadaan yang terjadi dilingkungannya, sehingga secara otomatis akan ikut menjaga dan melestarikan situasi dan kondisi yang telah baik.

4.      Karena dengan langkah-langkah yang tepat sebelum membuka bisnis, si pembisnis akan mengetahui resiko yang akan timbul di dalam bisnisnya tersebut. Oleh karena itu si pembisnis yang kreatif akan mencari cara untuk meminimalisir resiko yang muncul, bahkan dengan kreatifitas dan daya nalar yang cukup tinggi dari pembisnis tersebut maka sebuah resiko yang muncul bisa dijadikannya sebagai keuntungan
Contoh :  Resiko kenaikan BBM
 Para pedagang kebutuhan bahan pokok dengan sengaja berspekulasi membeli lebih banyak barang-barang untuk stock, agar mereka bisa meraup keuntungan yang lebih besar ketika BBM dinaikkan oleh pemerintah. Disini kita bisa melihat bahwa tidak semua resiko merupakan kerugian.


5.      Pengelolaan Resiko
Sebuah Contoh Pengelolaan Resiko di dalam Sebuah Proyek
Risiko proyek yang tidak dikelola dipastikan akan membuat proyek menjadi gagal dalam segala hal. Mengelola risiko akan memberikan keuntungan yang nyata bagi proyek. Bisa dikatakan bahwa mengelola risiko adalah suatu hal yang mutlak harus dilakukan di proyek. Ada beberapa tips agar proses manajemen risiko dapat berjalan efektif. Mengelola risiko adalah suatu pengelolaan risiko yang dimulai dari identifikasi risiko secara aktif, lalu menilai tingkat level risiko-risiko tersebut sehingga didapatkan prioritas pengelolaannya, serta menentukan langkah-langkah penanganannya agar risiko dapat ditekan semaksimal-mungkin. Pengelolaan risiko yang baik akan memberikan kepercayaan diri pada tim proyek dalam melaksanakan proyek. Pengelolaan ini akan menghindari adanya kejadian-kejadian tak terduga yang membahayakan proyek. Namun seringkali proses manajemen risiko ini tidak berjalan dengan efektif di proyek. Anggota tim yang kurang peduli, sistem yang belum sempurna, dan komitmen atau leadership project manager serta pengetahuan mengenai manajemen risiko adalah faktor-faktor yang bisa menjadi penyebab kenapa proses manajemen risiko menjadi tidak efektif di proyek. Lalu bagaimana caranya agar pelaksanaan manajemen risiko dapat berhasil di proyek ? Berikut adalah tips yang dapat dilakukan:
a.       Integrasikan Manajemen Risiko ke dalam Proyek Sejak Awal
Manajemen risiko adalah suatu aktifitas yang harus diintegrasikan ke dalam proses proyek sejak awal. Jika manajemen risiko tidak diaplikasikan pada pendekatan manajemen proyek, maka itu akan membahayakan proyek sendiri dan akan membuat proyek kehilangan keuntungan potensial. Manajemen risiko harus diikut-sertakan dalam setiap proses / fase proyek mulai dari perencanaan, implementasi, hingga penutupan proyek.
b.       Identifikasi Risiko Seawal Mungkin
Dalam rangka mengelola risiko, langkah pertama kali adalah melakukan identifikasi risiko. Sebaiknya langkah ini dilakukan dengan melibatkan anggota tim untuk membantu mencari ancaman potensial yang dapat menjadi risiko proyek. Anggota tim memiliki keahlian individual khusus, pengetahuan, dan pengalaman yang akan memberikan sudut pandang yang berbeda dalam mencari dan mempersepsikan risiko proyek. Ambil keuntungan pengalaman dan pelajaran dari proyek sebelumnya. Gunakan teknik brainstorming dan interview dalam identifikasi risiko ini. Lihat secara jelas sejak awal mengenai item pekerjaan proyek, dokumen-dokumen seperti kasus bisnis dan project brief yang merupakan sumber yang berguna dalam identifikasi ancaman dan risiko.
Pada proses ini mungkin tim proyek tidak dapat dengan serta merta mendapatkan keseluruhan risiko yang akan terjadi. Tapi paling tidak, dengan melakukan identifikasi risiko tersebut, akan memberikan posisi yang lebih kuat dalam usaha mengendalikan risiko-risiko proyek.
c.       Sampaikan Risiko !
Ketika mulai risiko terjadi, kadang-kadang hal tersebut telah diketahui oleh anggota tim namun tidak disampaikan kepada project manager. Ini adalah suatu hal yang penting untuk menciptakan suasana bekerja yang saling mendukung dan komunikasi yang terbuka dalam tim proyek. Terjadinya risiko harus sedini mungkin disampaikan bagi yang mulai mengetahui. Penanganan risiko sejak dini adalah jauh lebih baik. Anggota tim harus menjadi agen pemantau risiko yang aktif dan komunikatif agar risiko dapat ditangani dengan baik. Buatlah risiko dan penanganannya menjadi hal yang terus-menerus melekat pada setiap anggota tim dan selalu dibahas dalam rapat-raapt proyek secara sistematis.
d.      Pahami Bahwa Tidak Semua Risiko adalah Jelek
Adalah penting untuk diingat bahwa risiko tidak semuanya negatif atau jelek. Suatu positif risiko dikenal sebagai suatu kesempatan dan sekali teridentifikasi akan memberikan keuntungan pula bagi proyek. Suatu contoh adalah adanya risiko yang secara kontraktual tidak dapat dikendalikan seperti faktor cuaca. Risiko ini bisa menjadi keuntungan bagi proyek untuk mendapatkan addendum waktu pelaksanaan proyek. Kelangkaan suatu bahan atau material yang merupakan item pekerjaan rugi juga dapat menjadi peluang untuk memperbaiki performance biaya proyek jika dikemas dengan baik.
e.       Yakinkan Bahwa Semua Risiko Telah Dialokasikan
Prinsip mengelola risiko yang paling baik adalah bahwa risiko telah dialokasikan pada pihak yang paling tepat. Risiko tidak boleh diatasi sendiri. Risiko juga tidak bisa dialihkan semua. Risiko harus dianalisa dan didistribusikan tanggung jawab penanganannya pada pihak proyek yang terlibat atau anggota tim yang dianggap paling mampu untuk menerima tanggung jawab mengelola risiko tersebut. Ketidaktepatan alokasi tanggung jawab penanganan risiko pada akhirnya akan percuma dan kembali pada project manager. Sebagai contoh adalah risiko kenaikan harga. Seringkali dialihkan kepada supplier dengan paksa tanpa pertimbangan yang baik. Jika kenaikan harga benar-benar terjadi, biasanya supplier akan mundur, mengganti jenis material dengan yang memiliki spesifikasi yang lebih rendah atau tetap minta kenaikan harga tersebut. Ketika ini sudah terjadi, maka tidak hanya dampak biaya yang akan diderita, tapi juga keterlambatan waktu dan kualitas mutu bahan yang rendah

6.      Ada lima strategi alternatif untuk menangani risiko, yaitu :
a)      Menghindari risiko
Menghindari risiko merupakan strategi yang sangat penting, strategi ini merupakan strategi yang umum digunakan untuk menangani  risiko. Dengan menghindari risiko, kontraktor/pengusaha dapat mengetahui bahwa perusahaannya tidak akan mengalami kerugian akibat risiko yang telah ditafsir. Di sisi lain, kontraktor/ pengusaha  juga akan kehilangan sebuah peluang untuk mendapatkan keuntungan yang mungkin didapatkan dari asumsi risiko tersebut.
Contohnya : seorang kontraktor yang ingin menghindari risiko politik dan finansial berkaitan dengan proyek pada negara dengan kondisi politik yang tidak stabil, dapat menolak melakukan tender proyek pada negara tersebut. Namun demikian, apabila kontraktor tersebut menolak untuk melakukan tender, maka kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan dari proyek tersebut juga ikut menghilang.

b)     Mencegah risiko dan mengurangi kerugian
Alternatif strategi yang kedua adalah mencegah risiko dan mengurangi kerugian. Strategi ini secara langsung mengurangi potensi risiko kontraktor dengan 2 cara, yaitu :
a. Mengurangi kemungkinan terjadinya risiko.
b.Mengurangi dampak finansial dari risiko, apabila risiko tersebut benar  – benar terjadi.
Contohnya : pemasangan alarm atau alat anti – maling pada peralatan di proyek, akan mengurangi kemungkinan terjadinya pencurian. Sebuah gedung yang dilengkapi dengan sprinkler system, akan mengurangi dampak finansial, apabila gedung tersebut mengalami kebakaran.
c)      Meretensi risiko
Retensi risiko telah menjadi aspek penting dari manajemen risiko ketika perusahaan menghadapi risiko proyek. Retensi risiko adalah perkiraan secara internal, baik secara utuh maupun sebagian, dari dampak finansial suatu risiko yang akan dialami oleh perusahaan. Dalam mengadopsi strategi retensi risiko ini, perlu dibedakan antara 2 jenis retensi yang berbeda.
a.       Retensi risiko yang terencana (planned) adalah  asumsi yang secara sadar dan sengaja dilakukan oleh kontraktor untuk mengenali atau mengidentifikasi risiko. Dengan strategi seperti itu, risiko dapat ditahan dengan berbagai cara, tergantung pada filosofi, kebutuhan khusus, dan juga kapabilitas finansial dari kontraktor itu sendiri.
b.      Retensi risiko yang tidak terencana (unplanned) terjadi ketika kontraktor tidak mengenali atau mengidentifikasi kberadaan dari suatu risiko dan secara tidak sadar mengasumsi kerugian yang akan muncul.
d)       Mentransfer risiko
Pada dasarnya, transfer risiko dapat dilakukan, melalui negosiasi, kapanpun kontraktor menjalani perencanaan kontraktual dengan banyak pihak seperti pemilik, subkontraktor ataupun supplier material dan peralatan. Transfer risiko bukanlah asuransi. Biasanya, transfer risiko ini dilakukan melalui syarat atau pasal – pasal dalam kontrak seperti : hold – harmless aggrement dan klausul jaminan atau penyesuaian kontrak. Karakeristik esensial dari transfer risiko ini adalah dampak dari suatu risiko, apabila risiko tersebut benar – benar terjadi, ditanggung bersama atau ditanggung secara utuh oleh pihak lain selain kontraktor.
Contohnya : penyesuaian pada harga penawaran, dimana kompensasi ekstra akan diberikan kepada kontraktor apabila terjadi perbedaan kondisi tanah pada suatu proyek.
e)       Asuransi
Asuransi menjadi bagian penting dari program manajemen risiko, baik untuk sebuah organisasi ataupun untuk individu. Asuransi juga termasuk di dalam strategi transfer risiko, dimana pihak asuransi setuju untuk menerima beban finansial yang muncul dari adanya kerugian. Secara formal, asuransi dapat didefinisikan sebagai kontrak persetujuan antara 2 pihak yang terkait yaitu : pengasuransi (insured) dan pihak asuransi (insurer). Dengan adanya persetujuan tersebut, pihak asuransi (insurer) setuju untuk mengganti rugi kerugian yang terjadi (seperti yang tercantum dalam  kontrak) dengan balasan, pengasuransi (insured) harus membayar sejumlah premi tiap periodenya.


1 komentar:

  1. kita juga punya nih jurnal Manajemen, silahkan dikunjungi dan dibaca , berikut linknya http://repository.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/2204/1/Evaluasi%20Sistem%20Manajemen%20Pengolahan%20Limbah%20Rumah%20Sakit%20(Study%20Kasus%20Pada%20RSUP%20Persahabatan002.pdf
    semoga bermanfaat yaa :)

    BalasHapus

Tinggalkan komentar anda, demi perbaikan kedepannya,,,, Terima Kasih