1.
Definisi resiko
Ada
banyak definisi tentang resiko (risk). Resiko dapat ditafsirkan sebagai bentuk
keadaan ketidakpastian tentang suatu keadaan yang akan terjadi nantinya
(future) dengan keputusan yang diambil berdasarkan berbagai pertimbangan pada
saat ini. Menurut Ricky W. Graffin dan Ronald J. Elbert, resiko adalah
uncertainty about future events. Adapun Joel G. Siegel dan Jae K. Shim
mendefinisikan risiko menjadi 3 hal,
-
Pertama adalah keadaan yang mengarah
kepada sekumpulan hasil khusus, dimana hasilnya dapat di peroleh dengan
kemungkinan yang telah di ketahui oleh pengambil keputusan,
-
Kedua adalah variasi dalam keuntungan,
penjualan, atau variable keuangan lainnya.
-
Ketiga adalah kemungkinan dari sebuah
masalah keuangan yang mempengaruhi kinerja operasi perusahaan atau posisi
keuangan, seperti risiko ekonomi, ketidakpastian polotik, dan masalah industri.
Lebih
jauh Joel G. Siegel dan Jae K. Shim menjelaskan pengertian dari analisis risiko
adalah proses pengukuran dan penganalisaan risiko disatukan dengan keputusan
keuangan dan investasi.
2.
Definisi manajemen resiko
Manajemen
resiko adalah suatu bidang ilmu yang membahas tentang bagaimana suaru
organisasi menerapkan ukuran dalam memtakan berbagai permasalahan yang ada
dengan menempatkan berbagai pendekatan manajemen secara komprenhensif dan
sistematis.
3.
Manfaat manajemen risiko
Dengan di terapkan manajemen resiko di suatu perusahaan ada
beberapa manfaat yang akan di peroleh, yaitu :
a. Perusahaan memiliki ukuran kuat sebagai pijakan dalam
mengambil setiap keputusan, sehingga para manajer menjadi lebih berhati hati
(prudent) dan selalu menempatkan ukuran ukuran dalam berbagai keputusan
b. Mampu memberikan arah bagi suatu perusahaan dalam melihat
pengaruh pengaruh yang mungkin timbul baik secara jangka pendek dan jangka
panjang.
c. Mendorong para manajer dalam mengambil keputusan untuk selalu
menghindari risiko dan menghindari dari pengaruh terjadinya kerugian khususnya
kerugian dari segi financial.
d. Memungkinkan perusahaan memperoleh risiko kerugian yang
minimum
e. Dengan adanya konsep manajemen resiko (risk management concept)
yang dirancang secara detail maka artinya perusahaan telah membangun arah dan
mekanisme secara suistainable (berkelanjutan)
4.
Tahap-tahap dalam melaksanakan manajemen
resiko
Untuk
mengimplementasikan menejemen resiko secara komprehensif adea beberapa tahap
yang harus melaksanakan oleh suatu perusahaan yaitu :
a.
Indetifikasikan risiko
b.
Mengindentifikasi bentuk-bentuk risiko
c.
Menempatkan ukuran ukuran resiko
d.
Menempatkan alternatif – alterantif
e.
Menganalisis setiap alternatif
f.
Memutuskan satu alternatif
g.
Melaksanakan alternative yang di pilih
h.
Mengontrol alternatif yang dipilih
tersebut
i.
Mengevaluasi jalannya alternatif yang
dipilih
j.
5.
Tipe risiko
Bagi
pelaku sector bisnis dan pihak perbankan khususnya perlu mengamati dan memahami
tipe-tipe resiko dengan seksama, karena menyangkut dengan penyaluran kredit
yang memeberikan kepada para debitur dan risiko yang akan di tanggungkan oleh
para debiturnya. Dari sudut pandang akademisi ada banyak jenis risiko namun
secara umum risiko itu hanya dikenalkan dalam dua tipe saja, yaitu risiko murni
(pure risk) dan risiko spekulatif (speculative risk).
6. Mengelola
risiko
Dalam
beraktivitas, yang namanya risiko pasti terjadi dan sulit untuk dihindari
sehingga bagi sebuah lembaga bisnis seperti misalkan perbankan sangat penting
untuk memikirkan bagaimana mengelola atau men-manage risiko tersebut. Pada dasarnya
risiko itu sendiri dapat dikelola dengan 4 cara yaitu :
a. Memperkecil
resiko
b. Mengalihkan
risiko
c. Mengontrol
risiko
d. Pendanaan
risiko
7. Alternatif-alternatif
menghindari risiko
Untuk
menghindari risiko yang timbul terhadap aktivita. investasi yang dilakukan perlu dilakukan alternatif-alternatif
dalam pengambilan keputusan. Alternatif keputusan yang diambil adalah adalah
yang dianggap realistis dan tidak akan menimbulkan masalah nantinya. Tindakan seperti
ini dianggap sebagai bagian strategi investasi.
Bahwa
berbagai keputusan-keputusan strategi akan menghasilkan nilai yang lebih besar
bagi perusahaan. Tindakan lanjut dari keputusan strategis ini adalah dengan
melibatkan secara maksimal sumber daya yang ada untuk mengimplementasikan
keputusan yang dimaksud dan menentukan pihak-pihak yang bertanggung jawab atas
implementasi ini. Artinya adalah risiko yang timbul merupakan bentuk realita
yang terjadi yang mana risiko itu selalu saja sulit untuk di hindari namun
diusahakan terjadi dalam jumlah yang sangat minim.
8. Komisaris
perusahaan dan cara menyelesaikan risiko
Untuk
melihat lebih dalam bagaimana bentuk struktur organisasi menejemen resiko dalam
suatu perusahaan dapat kita lihat pada gambaran di bawah ini.
Dalam
struktur organisasi manajemen risiko di atas kita dapat melihat bahwa setiap
bagian saling bekerja sama dan saling berhubungan satu dengna lainnya. Konsep manajemen
yang saling berinteraksi seperti ini adalah menjadi dasar berpikir (base
thingking) akan bias di petakan dan di cari solusinya jika setiap pihak saling
tidak mau berkerjasama, karena dengan berkerjasama setiap masalah akan lebih
mudah di cari solusinya.
9. Tanggung
jawab bersama dewan komisaris dan direksi
Untuk
terciptanya suatu bentuk kinerja yang sinergi antara komisaris dan direksi maka
perlu dibangun suatu kesepakatan kerja dan bentuk tanggung jawab yang
bersama-sama berusaha memajukan perusahaan. Penegasan tanggung jawab dalam
membangun perusahaan jauh dari risiko dan terciptanya perusahaan dengan profit
yang maksimal, maka komisaris dan direksi perlu membangun suatu kesepakatan
kerja. Kesepakatan kerja dalam sebuah semangat kebersaamaan yang di bangun akan
memeberikan arti bagi perwujudan visi dan misi perusahaan secara lebih jauh.
10. Manajemen
perusahaan
Menejemen
perusahaan adalah mereka yang bekerja untuk melaksanakan tugas dan kewajiban
dalam mengelola dan mengatur perusahaan dengan mempergunakan ilmu dan seni
mereka dengan tujuan mampu memuaskan kepentingan stakeholders.
Stakeholders
adalah individudan kelompok-kelompok yang mempengaruhi dan di pengaruhi oleh
hasil-hasil strategis yang diperoleh dan yang memiliki klaim-klaim yang dapat
dipaksakan kekinerja suatu perusahaan. Stakeholder sering disebut juga sebagai
pihak yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan.
11. Target
deviden yang maksimal dan manajemen risiko
Pihak
komisaris menginginkan tercapainya perolehan laba perusahaan yang maksimal
dimana akan memberikan pengaruh pada naiknya perolehan dividen perusahaan. Kondisi
seperti ini memaksa pihak menejemen perusahaan melakukan berbagai tindakan
strategis seperti
a. Meningkatkan
angka penjualan dengan membuka dan memperluaskan pasar
b. Mencari
bahan baku dengan harga yang rendah namun berkualitas tinggi
c. Menciptakan
produk dengan kualitas dan desain yang bagus dan berkualitas,
d. Memberikan
hadiah atau bonus kepada distributor yang mampu menjual dengan pencapaian
target yang tinggi,
e. Menaikkan
harga produk. Agar keuntungan yang diperoleh meningkat maka harga barang
dinaikan. Pada kondisi ini konsumen akan biasa, namun karena produknya sudah
begitu dipercaya dan memiliki kualitas yang bagus maka konsumen tetap loyal
pada produk tersebut,
f. Melakukan
efesiensi dan efektivitas dari segi biaya
12. Hedging
Tindakan
dan keputusan hedging biasanya dilakukan seputar dengan kondisi mengantisipasi
timbulnya fluktuasi valuta asing (valas)di pasaran. Seluruh perusahaan yang
dalam pencatatan akuntansi melibatkan valas otomatis dalam transaksi bisnisnya
mempergunakan valas, mengharuskan perusahaan tersebut untuk menempatkan alokasi
dana khusus dlam bentuk hedging.
Soal
pertanyaan untuk diskusi
1. Jelaskan
pengertian risiko dari segi prespektif bisnis ? berikan contohnya ?
2. Jelaskan
manfaat manajemen resiko bagi manajemen perusahaan. Serta jelaskan juga dampak negatif
jika manajemen risiko tidak di terapkan di suatu perusahaan !
3. Menurut
anda mengapa dalam menyelesaikan dan meminimalisasi resiko berbagai pihak harus
saling berkerja sama, dan apa risikonya jika mereka tidak mau saling berkerja
sama ?
4. Menurut
anda mengapa banyak pembisnis menyukai resiko ? berikan contoh !
5. Jelaskan
bagaimana suatu risiko dikelola ! berikan contoh
6. Jelaskan
dan berikan contoh bagaimana menghindari resiko ?
Jawab
:
1. Risiko
dapat didefinisikan sebagai kemungkinan terjadinya sesuatu yang akan berdampak
pada tujuan. Meletakkan resiko dalam perspektif serorang pengusaha / pebisnis / usaha, dapat berupa
mengarahkan tujuan dari sebuah bisnis
/ usaha dengan memberikan layanan kualitas terbaik, untuk
memaksimalkan pendapatan dan penurunan biaya, memiliki kualitas karyawan yang
terstandar, dan meningkatkan produktivitas dan kualitas produk, dan untuk
meningkatkan pangsa pasar. Risiko dapat memiliki hasil positif atau negatif, sehingga
baik kesempatan atau kerugian untuk bisnis / usaha. Manajemen risiko adalah cara di mana efek yang
merugikan dari risiko dikelola dan peluang potensial direalisasikan. Oleh
karena itu, manajemen risiko mencakup:
a) Meminimalkan
hal-hal yang negatif dapat berdampak pada bisnis / usaha
b) Mengidentifikasi
dan memanfaatkan hal-hal yang akan membantu untuk mencapai tujuan dan
tujuan bisnis / usaha.
Dari
segi propektif bisnis, resiko dapat di bagi menjadi dua jenis resiko, yakni :
a) risiko
murni
b) risiko
spekulatif
Risiko Murni atau pure risk
berarti ada ketidakpastian terjadinya suatu kerugian atau dengan kata lain
hanya ada peluang merugi dan bukan suatu peluang keuntungan.
Risiko
murni adalah suatu risiko yang bilamana terjadi akan memberikan kerugian dan
apabila tidak terjadi tidak menimbulkan kerugian akan tetapi juga tidak
memberikan keuntungan
Contoh
risiko murni adalah : kapal dan muatannya mungkin akan
tenggelam, terjadi kebakaran, bencana alam atau banjir. Jadi risiko yang
terjadinya tidak kita inginkan atau tidak kita sengaja.
Risiko Spekulatif atau
speculative risk adalah risiko yang berkaitan dengan terjadinya dua
kemungkinan, yaitu peluang mengalami kerugian finansial atau peluang memperoleh
keuntungan. Perbedaan risiko murni dan risiko spekutatif adalah dalam risiko
murni, kerugian terjadi atau tidak terjadi sama sekali. Sedangkan dalam risiko
spekulatif, kemungkinan terjadi kerugian atau keuntungan,
Contoh dari risiko spekulatif adalah : misalnya melakukan investasi
saham di bursa efek atau membeli undian, Contoh lain : kita
menggunakan modal untuk membuka usaha rumah makan, atau digunakan untuk
investasi membangun pembangkit baru. Dalam membuka usaha baru ini pasti akan
ada kemungkinan risiko rugi, tapi juga ada peluang untuk memperoleh keuntungan.
2. Dengan di terapkan manajemen resiko di suatu perusahaan ada
beberapa manfaat yang akan di peroleh, yaitu :
a. Perusahaan memiliki ukuran kuat sebagai pijakan dalam
mengambil setiap keputusan, sehingga para manajer menjadi lebih berhati hati
(prudent) dan selalu menempatkan ukuran ukuran dalam berbagai keputusan
b. Mampu memberikan arah bagi suatu perusahaan dalam melihat
pengaruh pengaruh yang mungkin timbul baik secara jangka pendek dan jangka
panjang.
c. Mendorong para manajer dalam mengambil keputusan untuk selalu
menghindari risiko dan menghindari dari pengaruh terjadinya kerugian khususnya
kerugian dari segi financial.
d. Memungkinkan perusahaan memperoleh risiko kerugian yang
minimum
e. Dengan adanya konsep manajemen resiko (risk management concept)
yang dirancang secara detail maka artinya perusahaan telah membangun arah dan
mekanisme secara suistainable (berkelanjutan)
Dan menurut saya manajemen resiko dapat berguna untuk
mengambil keputusan dalam menangani masalah-masalah yang rumit :
b) Memberikan pendapat dan intuisi dalam pembuatan keputusan
yang dihasilkan dalam cara yang benar
c) Memungkinkan bagi para pembuat keputusan untuk menghadapi
resiko dan ketidakpastian dalam keadaan yang nyata
d) Memungkinkan bagi para pembuat keputusan untuk memutuskan
berapa banyak informasi yang dibutuhkan dalam menyelesaikan masalah
e) Meningkatkan pendekatan sistematis dan logika untuk membuat
keputusan, Menyediakan pedoman untuk membantu perumusan masalah
f) Memungkinkan analisa yang cermat dari pilihan-pilihan
alternatif.
Dampak negatifnya bila perusahaan tidak memanajemenin resiko
adalah estimasi pembiyaan perusahaan tidak dapat di perkirakan, pengambilan
keputusannya sangat tidak efisien, kemudian tidak ada perencanaan bila terjadi
masalah terhadap suatu bisnis yang di jalankan.
3. Menurut
saya manusia sebagai makhluk sosial tidak akan pernah bisa dipisahkan dari
komunitasnya dan setiap orang di dunia ini tidak akan pernah bisa untuk berdiri
sendiri dalam melakukan segala aktivitasnya demi memenuhi kebutuhan hidupnya
pribadi, masyarakat,golongan ataupun suatu perusahaan. Dan di sini kita
berbicara tentang cara penyelesaian dan meminimalisir resiko di dalam suatu
perusahaan. Di dalam menyelesaikan dan meminimalisir resiko, sudah barang tentu
kita perlu bekerjasama dalam menyelesaikan ini, sebab tanpa adanya kerjasama
dari pihak-pihak yang bersangkutan pihak manajemen akan kesulitan mendapatkan
informasi-informasi yang di butuhkan. Dan dengan keterbatasannya informasi yang
di butuhkan tersebut suatu masalah/ resiko tidak akan pernah selesai dengan
efek yang positif. Ini dikarenakan di dalam pengambilan keputusan tersebut
tidak ada alternatif penyelesaian. Dan berdasarkan penelitian H. Kusnadi (2003), kerjasama mempunyai
beberapa manfaat, yaitu sebagai berikut:
a)
Kerjasama mendorong persaingan di dalam
pencapaian tujuan dan peningkatan produktivitas.
b) Kerjasama
mendorong berbagai upaya individu agar dapat bekerja lebih produktif,efektif,
dan efisien.
c)
Kerjasama mendorong terciptanya sinergi
sehingga biaya operasionalisasi akanmenjadi semakin rendah yang menyebabkan
kemampuan bersaing meningkat.
d) Kerjasama
mendorong terciptanya hubungan yang harmonis antarpihak terkait serta
meningkatkan rasa kesetiakawanan.
e)
Kerjasama menciptakan praktek yang sehat
serta meningkatkan semangat kelompok.
f)
Kerjasama mendorong ikut serta memiliki
situasi dan keadaan yang terjadi dilingkungannya, sehingga secara otomatis
akan ikut menjaga dan melestarikan situasi dan kondisi yang telah baik.
4. Karena
dengan langkah-langkah yang tepat sebelum membuka bisnis, si pembisnis akan
mengetahui resiko yang akan timbul di dalam bisnisnya tersebut. Oleh karena itu
si pembisnis yang kreatif akan mencari cara untuk meminimalisir resiko yang
muncul, bahkan dengan kreatifitas dan daya nalar yang cukup tinggi dari
pembisnis tersebut maka sebuah resiko yang muncul bisa dijadikannya sebagai
keuntungan
Contoh : Resiko
kenaikan BBM
Para
pedagang kebutuhan bahan pokok dengan sengaja berspekulasi membeli lebih banyak
barang-barang untuk stock, agar mereka bisa meraup keuntungan yang lebih besar
ketika BBM dinaikkan oleh pemerintah. Disini kita bisa melihat bahwa tidak
semua resiko merupakan kerugian.
5. Pengelolaan
Resiko
Sebuah
Contoh Pengelolaan Resiko di dalam Sebuah Proyek
Risiko
proyek yang tidak dikelola dipastikan akan membuat proyek menjadi gagal dalam
segala hal. Mengelola risiko akan memberikan keuntungan yang nyata bagi proyek.
Bisa dikatakan bahwa mengelola risiko adalah suatu hal yang mutlak harus
dilakukan di proyek. Ada beberapa tips agar proses manajemen risiko dapat
berjalan efektif. Mengelola risiko adalah suatu pengelolaan risiko yang dimulai
dari identifikasi risiko secara aktif, lalu menilai tingkat level risiko-risiko
tersebut sehingga didapatkan prioritas pengelolaannya, serta menentukan
langkah-langkah penanganannya agar risiko dapat ditekan semaksimal-mungkin.
Pengelolaan risiko yang baik akan memberikan kepercayaan diri pada tim proyek
dalam melaksanakan proyek. Pengelolaan ini akan menghindari adanya kejadian-kejadian
tak terduga yang membahayakan proyek. Namun seringkali proses manajemen risiko
ini tidak berjalan dengan efektif di proyek. Anggota tim yang kurang peduli,
sistem yang belum sempurna, dan komitmen atau leadership project manager serta
pengetahuan mengenai manajemen risiko adalah faktor-faktor yang bisa menjadi
penyebab kenapa proses manajemen risiko menjadi tidak efektif di proyek. Lalu
bagaimana caranya agar pelaksanaan manajemen risiko dapat berhasil di proyek ?
Berikut adalah tips yang dapat dilakukan:
a. Integrasikan
Manajemen Risiko ke dalam Proyek Sejak Awal
Manajemen
risiko adalah suatu aktifitas yang harus diintegrasikan ke dalam proses proyek
sejak awal. Jika manajemen risiko tidak diaplikasikan pada pendekatan manajemen
proyek, maka itu akan membahayakan proyek sendiri dan akan membuat proyek
kehilangan keuntungan potensial. Manajemen risiko harus diikut-sertakan dalam
setiap proses / fase proyek mulai dari perencanaan, implementasi, hingga
penutupan proyek.
b. Identifikasi
Risiko Seawal Mungkin
Dalam
rangka mengelola risiko, langkah pertama kali adalah melakukan identifikasi
risiko. Sebaiknya langkah ini dilakukan dengan melibatkan anggota tim untuk
membantu mencari ancaman potensial yang dapat menjadi risiko proyek. Anggota
tim memiliki keahlian individual khusus, pengetahuan, dan pengalaman yang akan
memberikan sudut pandang yang berbeda dalam mencari dan mempersepsikan risiko
proyek. Ambil keuntungan pengalaman dan pelajaran dari proyek sebelumnya.
Gunakan teknik brainstorming dan interview dalam identifikasi risiko ini. Lihat
secara jelas sejak awal mengenai item pekerjaan proyek, dokumen-dokumen seperti
kasus bisnis dan project brief yang merupakan sumber yang berguna dalam
identifikasi ancaman dan risiko.
Pada
proses ini mungkin tim proyek tidak dapat dengan serta merta mendapatkan
keseluruhan risiko yang akan terjadi. Tapi paling tidak, dengan melakukan
identifikasi risiko tersebut, akan memberikan posisi yang lebih kuat dalam
usaha mengendalikan risiko-risiko proyek.
c. Sampaikan
Risiko !
Ketika
mulai risiko terjadi, kadang-kadang hal tersebut telah diketahui oleh anggota
tim namun tidak disampaikan kepada project manager. Ini adalah suatu hal yang
penting untuk menciptakan suasana bekerja yang saling mendukung dan komunikasi
yang terbuka dalam tim proyek. Terjadinya risiko harus sedini mungkin
disampaikan bagi yang mulai mengetahui. Penanganan risiko sejak dini adalah
jauh lebih baik. Anggota tim harus menjadi agen pemantau risiko yang aktif dan
komunikatif agar risiko dapat ditangani dengan baik. Buatlah risiko dan
penanganannya menjadi hal yang terus-menerus melekat pada setiap anggota tim
dan selalu dibahas dalam rapat-raapt proyek secara sistematis.
d. Pahami
Bahwa Tidak Semua Risiko adalah Jelek
Adalah
penting untuk diingat bahwa risiko tidak semuanya negatif atau jelek. Suatu
positif risiko dikenal sebagai suatu kesempatan dan sekali teridentifikasi akan
memberikan keuntungan pula bagi proyek. Suatu contoh adalah adanya risiko yang
secara kontraktual tidak dapat dikendalikan seperti faktor cuaca. Risiko ini
bisa menjadi keuntungan bagi proyek untuk mendapatkan addendum waktu
pelaksanaan proyek. Kelangkaan suatu bahan atau material yang merupakan item
pekerjaan rugi juga dapat menjadi peluang untuk memperbaiki performance biaya
proyek jika dikemas dengan baik.
e. Yakinkan
Bahwa Semua Risiko Telah Dialokasikan
Prinsip
mengelola risiko yang paling baik adalah bahwa risiko telah dialokasikan pada
pihak yang paling tepat. Risiko tidak boleh diatasi sendiri. Risiko juga tidak
bisa dialihkan semua. Risiko harus dianalisa dan didistribusikan tanggung jawab
penanganannya pada pihak proyek yang terlibat atau anggota tim yang dianggap
paling mampu untuk menerima tanggung jawab mengelola risiko tersebut.
Ketidaktepatan alokasi tanggung jawab penanganan risiko pada akhirnya akan
percuma dan kembali pada project manager. Sebagai contoh adalah risiko kenaikan
harga. Seringkali dialihkan kepada supplier dengan paksa tanpa pertimbangan
yang baik. Jika kenaikan harga benar-benar terjadi, biasanya supplier akan
mundur, mengganti jenis material dengan yang memiliki spesifikasi yang lebih
rendah atau tetap minta kenaikan harga tersebut. Ketika ini sudah terjadi, maka
tidak hanya dampak biaya yang akan diderita, tapi juga keterlambatan waktu dan
kualitas mutu bahan yang rendah
6. Ada lima strategi alternatif untuk menangani risiko,
yaitu :
a)
Menghindari risiko
Menghindari risiko merupakan strategi yang sangat
penting, strategi ini merupakan strategi yang umum digunakan untuk
menangani risiko. Dengan menghindari risiko, kontraktor/pengusaha dapat mengetahui bahwa perusahaannya tidak akan
mengalami kerugian akibat risiko yang telah ditafsir. Di sisi lain, kontraktor/
pengusaha juga akan
kehilangan sebuah peluang untuk mendapatkan keuntungan yang mungkin didapatkan
dari asumsi risiko tersebut.
Contohnya : seorang kontraktor yang ingin menghindari risiko
politik dan finansial berkaitan dengan proyek pada negara dengan kondisi
politik yang tidak stabil, dapat menolak melakukan tender proyek
pada negara tersebut. Namun demikian, apabila kontraktor tersebut menolak untuk
melakukan tender, maka kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan
dari proyek tersebut juga ikut menghilang.
b)
Mencegah risiko dan mengurangi kerugian
Alternatif strategi yang kedua adalah mencegah risiko dan
mengurangi kerugian. Strategi ini secara langsung mengurangi potensi risiko
kontraktor dengan 2 cara, yaitu :
a. Mengurangi kemungkinan terjadinya risiko.
b.Mengurangi dampak finansial dari risiko, apabila risiko
tersebut benar – benar terjadi.
Contohnya : pemasangan alarm atau alat anti – maling pada
peralatan di proyek, akan mengurangi kemungkinan terjadinya pencurian.
Sebuah gedung yang dilengkapi dengan sprinkler system, akan
mengurangi dampak finansial, apabila gedung tersebut mengalami kebakaran.
c)
Meretensi risiko
Retensi risiko telah menjadi aspek penting dari manajemen
risiko ketika perusahaan menghadapi risiko proyek. Retensi risiko adalah
perkiraan secara internal, baik secara utuh maupun sebagian, dari dampak
finansial suatu risiko yang akan dialami oleh perusahaan. Dalam mengadopsi
strategi retensi risiko ini, perlu dibedakan antara 2 jenis retensi yang
berbeda.
a. Retensi risiko yang terencana (planned)
adalah asumsi yang secara sadar dan sengaja dilakukan oleh
kontraktor untuk mengenali atau mengidentifikasi risiko. Dengan strategi
seperti itu, risiko dapat ditahan dengan berbagai cara, tergantung pada
filosofi, kebutuhan khusus, dan juga kapabilitas finansial dari kontraktor itu
sendiri.
b. Retensi risiko yang tidak terencana (unplanned)
terjadi ketika kontraktor tidak mengenali atau mengidentifikasi kberadaan dari
suatu risiko dan secara tidak sadar mengasumsi kerugian yang akan muncul.
d)
Mentransfer risiko
Pada dasarnya, transfer risiko dapat dilakukan, melalui
negosiasi, kapanpun kontraktor menjalani perencanaan kontraktual dengan banyak
pihak seperti pemilik, subkontraktor ataupun supplier material
dan peralatan. Transfer risiko bukanlah asuransi. Biasanya, transfer risiko ini
dilakukan melalui syarat atau pasal – pasal dalam kontrak seperti : hold
– harmless aggrement dan klausul jaminan atau penyesuaian kontrak.
Karakeristik esensial dari transfer risiko ini adalah dampak dari suatu risiko,
apabila risiko tersebut benar – benar terjadi, ditanggung bersama atau
ditanggung secara utuh oleh pihak lain selain kontraktor.
Contohnya : penyesuaian pada harga penawaran, dimana kompensasi
ekstra akan diberikan kepada kontraktor apabila terjadi perbedaan kondisi tanah
pada suatu proyek.
e)
Asuransi
Asuransi menjadi bagian penting dari program manajemen
risiko, baik untuk sebuah organisasi ataupun untuk individu. Asuransi juga
termasuk di dalam strategi transfer risiko, dimana pihak asuransi setuju untuk
menerima beban finansial yang muncul dari adanya kerugian. Secara formal, asuransi dapat didefinisikan sebagai
kontrak persetujuan antara 2 pihak yang terkait yaitu : pengasuransi (insured)
dan pihak asuransi (insurer). Dengan adanya persetujuan tersebut, pihak
asuransi (insurer) setuju untuk mengganti rugi kerugian yang terjadi
(seperti yang tercantum dalam kontrak) dengan balasan, pengasuransi
(insured) harus membayar sejumlah premi tiap periodenya.
kita juga punya nih jurnal Manajemen, silahkan dikunjungi dan dibaca , berikut linknya http://repository.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/2204/1/Evaluasi%20Sistem%20Manajemen%20Pengolahan%20Limbah%20Rumah%20Sakit%20(Study%20Kasus%20Pada%20RSUP%20Persahabatan002.pdf
BalasHapussemoga bermanfaat yaa :)