KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum
Wr. Wb.
Puji syukur kami panjatkan atas
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya lah kami dapat
menyelesaikan makalah tepat pada waktunya.
Makalah
ini berisi tentang LayOut (Tata Letak) HipertMart Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya dalam menjalankan bisnis. Kami
menyadari bahwa makalah ini masih ada kekurangan dan jauh dari sempurna dalam
penyajiannya, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat kami
harapkan.
Kami mengucapkan terimakasih kepada ibu
dosen mata kuliah Manajemen
Operasional yang telah membantu dalam pembuatan makalah
ini.
Wassalamualaikum
Wr. Wb.
Samarinda, April 2012
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………………………I Daftar Isi…………………………………………………………………………
ii
BAB I
Pendahuluan
A.
Latar Belakang……………………………………………………….1
B. Rumusan
Masalah………………………………………………..…1
BAB II
Dasar
teori
A. Perencanaan
Tata Letak…………………………………………….2
B. Jenis-Jenis
Tata Letak………………………………………………4
BAB III
Pembahasan
A.
Analisis layout (tata
letak) di Hypermart…………………………...11
B. Layout
yang digunakan bersifat efektif…………………………..11
C. Layout
di Hypermart dapat membantu konsumen untuk
menemukan barang yang di cari………………………………….12
D. Layout
di Hypermart dapat meningkatan
produktivitas usahanya…………………………………………….12
BAB IV
Penutup
A. Kesimpulan…………………………………………………………13
B.
Saran……………………………………………………….……………14
Daftar Pustaka……………………………………………………………...… 15
Lampiran : Gambar Layout Hypermart Plaza Mulia
Samarinda
DASAR
TEORI
A. Perencanaan Tata Letak
.
Layout yang tepat menunjukan ciri-ciri adanya penyesuaian tata letak fasilitas
operasional terhadap jenis produk dan proses konversi, tata letak yang efektif
dapat membantu organisasi mencapai sebuah strategi yang menunjang diferensiasi,
biaya rendah atau respon cepat.
Tata letak yang efektif (Render dan Jay, 1997) dapat membantu perusahaan dalam
hal mencapai:
1. pemanfaatan
yang lebih efektif atas ruangan, peralatan, dan manusia,
2. arus
informasi, bahan baku, dan manusia yang lebih baik,
3. lebih
memudahkan para konsumen dan
4. peningkatan
moral karyawan dan kondisi kerja yang lebih aman. Pengaruh layout yang tepat
bagi perusahaan adalah peningkatan produktivitas perusahaan.
Tujuan
dari layout:
·
memaksimumkan pemanfaatan peralatan
pabrik
·
meminimumkan kebutuhan tenaga kerja
·
agar aliran dan produk menjadi lancar
·
memaksimumkan hasil dari pada produksi
·
menghindari hambatan operasi &
tempat yang terlalu padat dalam kegiatan operasi produksi khususnya, dan
operasi umumnya
·
memberikan kesempatan berkomunikasi bagi
para karyawan dengan menempatkan mesin dan proses secara benar.
Tata
letak merupakan satu keputusan operasional
yang menentukan efesiensi sebuah operasi dalam jangka panjang. Tata
letak memiliki banyak dampak strategis karena tata letak menetukan daya saing
perusahaan dalam kapasitas, proses, fleksibelitas dan biaya serta kualitas
lingkungan kerja, kontak pelanggan dan citra perusahaan. Pada dasarnya, tujuan dari desain tata letak adalah untuk
mengembangkan tata letak yang ekonomis dan dapat membantu pencapaian keempat
hal tersebut dengan tetap memenuhi kebutuhan perusahaan untuk beroperasi secara
efektif, efisien, ekonomis, dan produktif.
Pada
umumnya perencanaan tata letak dan modifikasinya akan senantiasa diperlukan
oleh setiap perusahaan. Kebutuhan memodifikasi itu disebabkan oleh beberapa
faktor berikut:
1.
Terjadinya perubahan desain produk
secara terus-menerus
Perubahan desain produk
secara terus-menerus untuk membuat produk baru dalam perusahaan, akan mengakibatkan
terdapatnya perencanaan tata letak yang baru pula. Perubahan desain produk ini
sering kali akan mengakibatkan
terjadinya perubahan dalam perusahaan pula. Besar atau kecilnya skala
perubahan yang diakibatkan oleh perubahan desain produk ini akan sangat
tergantung pada banyak dan sedikitnya perubahan atas desain produk yang
bersangkutan. Betapapun
kecilnya perubahan ini akan berakibat pada kebutuhan penyesuaian tata letak
yang telah ada di perusahaan. Agar tata letak yang dipergunakan senantiasa
sesuai dengan kebutuhan, maka modifikasi perlu diadakan sewaktu-waktu. Dengan
cara itu, tata letak yang tersedia akan selalu aktual dan relevan dengan
kebutuhan. Perubahan tersebut tidak selalu berarti perubahan total dan mendasar
dari tata letak yang ada, melainkan dapat saja merupakan perubahan-perubahan
kecil yang bertujuan menyesuaikan perubahan yang terjadi pada desain produk
tersebut.
2.
Adanya perubahan volume permintaan
Terjadinya perubahan
permintaan terhadap produk yang dihasilkan perusahaan akan berakibat pula
terhadap volume produksi. Perubahan volume aktivitas tersebut tentu akan
berdampak pada tata letak yang ada dan dipergunakan oleh perusahaan sekarang
ini. Perubahan tersebut dapat berupa kenaikan pemintaan atau penurunan
permintaan terhadap barang itu sendiri.
3.
Kemungkinan penggantian fasilitas agar
selalu baru (up to date)
Secara teknis,
peralatan dan mesin akan mengalami kemunduran karena secara alamiah peralatan
dan mesin tersebut akan mengalami kegugusan akibat penggunaan. Disamping itu
dengan adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, pasti akan bermunculan
mesin-mesin dan peralatan yang semakin canggih dan mutakhir teknologinya.
Pergantian tersebut bertujuan untuk menyamai bahkan bila perlu melampaui
keandalan mesin dan peralatan perusaaan lain, karena penggunaan mesin serta
peralatan dengan teknologi yang lebih canggih akan meninggkatkan daya saing
perusahaan. Dengan kata lain perusahaan harus sudah memiliki rancangan untuk
melakukan pergantian mesin dan peralatan yang teknologinya lebih maju dengan
tujuan untuk memperbaiki daya saing perusahaan. Seiring pergantian mesin
tersebut akan mengakibatkan perlunya manajemen membuat tata letak yang baru
yang sesuai dengan karakteristik mesin dan peralatan yang baru tersebut.
4.
Adanya penambahan produk baru
Penambahan produk serta
pengembangan produk yang sudah ada akan menjadi kegiatan yang selalu ada dalam
sebuah perusahaan. Berdasarkan teori siklus hidup produk, maka setiap kali
produk telah sampai pada tingkat penjualan maksimum, maka pada kali itu juga
tingkat penjualan produk tersebut mengalami penurunan. Dalam keadaan yang
seperti itu perusahaan akan berpikir bagaimana menghadirkan produk baru dan
mengembangkan produk yang ada agar dapat menunjang dan mempertahankan
keberadaan produk dipasar. Perubahan
mendasar nantinya akan diikuti dengan perubahan-perubahan tata letak yang
diperuntunkan untuk menyesuaikan tata letak
dengan penambahan produk baru untuk menjamin arus penataletakan produk yang
lebih optimal.
B.
Jenis-Jenis
Tata Letak
Menurut
Russel dan Taylor (2000) tata letak
dibedakan atas:
1.
Tata letak berorientasi Produk (Product layout)
Product layout
sering disebut pula flow shop or
continuous production system layout. Product
layout adalah penataan mesin, fasilitas dan peralatan menurut karakteristik
yang sama.
2.
Tata letak kelompok (group layout)
Tata
letak kelompok, dengan memisah-misahkan daerah-daerah dan kelompok-kelompok
mesin bagi pembuatan “keluarga” komponen-komponen yang memerlukan pemrosesan
sejenis. Setiap komponen
diselesaikan di daerah-daerah spesialisasi ini dengan keseluruhan urutan
pengerjaan mesin dilakukan di tempat tersebut.
3.
Tata letak proses (process layout)
process layout
sering disebut juga functional layout
(tata letak fungsional) dan job shop
layout or intermitten flow layout. Tata letak proses adalah penataan letak
fasilitas mesin atau peralatan yang di kelompokkan menurut fungsinya. Di pergunakan jika arus konversi untuk semua produk yang
dihasilkan tidak terstandarisasi, seperti halnya yang ditemukan di pabrik yang
menggunakan proses intermintten. Arus
kegiatan yang tidak terstandarisasi bisa juga tejadi karena proses konversi
menghasilkan produk yang bermacam-macam, atau jika suatu produk dasar
dikembangkan menjadi bermacam-macam produk akhir. Dalam layout yang
berorientasi pada proses komponen pemprosesan (seperti pusat-pusat kerja dengan
bagian-bagiannya) digabung menjadi satu berdasarkan jenis fungsi operasional
yang dilakukan.
4.
Tata letak tetap (fixed position layout)
Tata letak tetap
disebut juga tata letak proyek (project
layout). Proyek adalah sistem produksi yang dirancang untuk memproduksi
hanya satu unit produk dalam satuan waktu tertentu atau sejumlah kecil tugas
dengan volume dan keragaman elemen kegiatan kerja yang tinggi. Dalam tata letak dengan posisi tetap (fixed-position layout), proyek tetap
berada dalam satu tempat, sementara para pekerja dan peralatan datang pada
tempat tersebut. Contoh tipe proyek seperti ini adalah proyek pembuatan kapal,
jalan layang,
jembatan, rumah, dan sumur minyak bumi. Teknik
untuk mengatasi tata letak dengan posisi tetap tidak dikembangkan dengan baik
dan kerumitannya bertambah karena ada tiga faktor. Faktor yang pertama adalah,
terdapat terdapat tempat yang terbatas pada semua lokasi produksi. Yang kedua,
setiap tahapan yang berbeda pada proses konstruksi, membutuhkan bahan yang
berbeda oleh karena itu banyak hal yang menjadi
penting sejalan dengan perkembangan proyek. Yang ketiga, volume bahan yang
dibutuhkan dinamis. Sebagai contoh, tingkat penggunaan panel baja untuk
galangan kapal berubah sejalan dengan perkembangan proyek.
Karena permasalahan pada tata letak dengan
posisi tetap ini sulit dipecahkan pada lokasi, strategi alternative yang ada
adalah untuk melengkapi proyek sedapat mungkin di luar lokasi.
5.
Tata letak ritel (retail layout)
Tata
letak ritel adalah tata letak dari usaha eceran besar, seperti departemen store
dan supermarket. Tata letak harus memikirkan selera dan presepsi pelanggan,
yaitu harus menjamin semua pelanggan akan merasa lega berada dalam bangunan,
dengan udara sejuk, pencahayaan yang baik, pajangan yang memiliki daya tarik,
mudah di jangkau, menjamin keleluasaan bagi semua pelanggan untuk bergerak,
loket pembayaran cukup tersedia sehingga tidak perlu antri lama, alunan musik
yang lembut, dsb. Dengan demikian, Manajer Operasi harus berusaha untuk
melakukan penataan keseluruhan tokonya menjadi apik, resik, artistik, menarik,
dan lapang, sehingga pengunjung memiliki ruang gerak yang cukup. Tata letak
ritel (retail layout) didasarkan pada ide
bahwa penjualan dan keuntungan bervariasi bergantung kepada produk yang dapat
menarik perhatian pelanggan. Jadi, banyak manajer operasi ritel mencoba untuk
memperlihatkan produk-produk kepada pelanggan sebanyak mungkin. Penelitian
menunjukan bahwa semakin besar produk dapat dilihat oleh pelanggan, maka
penjualan akan semakin tinggi, dan tingkat pengembalian investasi juga semakin
tinggi. Manajer operasi dapat mengubah keduanya, baik dengan pengaturan toko
keseluruhan maupun alokasi tempat bagi beragam produk dalam pengaturan toko
tersebut.
Lima ide yang sangat berguna dalam menentukan
pengaturan toko secara keseluruhan:
a.
Tempatkan barang-barang yang sering
dibeli oleh pelanggan di sekitar batas luar toko. Itulah sebabnya mengapa
sering ditemukan produk yang berbahan dasar susu pada satu bagian supermarket
bersebelahan dengan produk roti dan kue-kue.
b.
Gunakan lokasi yang strategis untuk
barang-barang yang menarik dan memiliki nilai keuntungan besar, seperti
peralatan rumah tangga, kosmetik dan shampoo.
c.
Distribusikan yang dikenal oleh pedagang
sebagai “produk yang kuat” – yaitu barang-barang yang menjadi alasan utama
pengunjung berbelanja – pada kedua sisi lorong, dan letakkan mereka tersebar
untuk menjadikan pengunjung melihat lebih banyak barang yang lain.
d.
Gunakan lokasi di ujung lorong karena
mereka memiliki tingkat eksposur yang tinggi.
e.
Sampaikan misi toko dengan memilih posisi
bagian yang akan menjadi perhentian pertama bagi pelanggan.
Setelah tata letak ritel telah
diputuskan, produk-produk harus diatur untuk dijual. Banyak pertimbangan dalam
pengaturan ini. Walaupun demikian, tujuan utama tata letak ritel adalah untuk memaksimalkan
keuntungan luas lantai per kaki persegi (atau, pada beberapa toko, pada panjang
rak). Barang-barang yang berharga mahal mungkin dapat menghasilkan penjualan
yang lebih besar, tetapi keuntungan per kaki persegi mungkin saja lebih rendah.
Layout Toko
Pengaturan layout toko harus
memperhatikan alur dari pengunjung, dan kemudahan akses antara area penjualan
gudang penyimpanan barang. Pada umumnya pengunjung yang memasuki toko akan
berjalan dan memperhatikan display dari produk yang dijual. Untuk jenis toko
yang menitikberatkan pada pelayanan, biasanya ada pramuniaga yang akan membantu
pengunjung, sedangkan untuk toko atau department store yang menerapkan self
service, pengunjung akan mengambil sendiri barang yang diperlukannya dan
kemudian membayarnya di kasir. Ada dua pendekatan mendasar dari penyusunan
layout toko yaitu grid layout dan disain bebas.
• Grid layout adalah penyusunan layout toko yang
sangat umum.
Biasanya layout ini
ditemui di supermarket dengan jenis pelayanan self service. Di dalam toko,
pengunjung akan mendapatkan rak-rak yang disusun secara berbaris sesuai dengan
pengelompokan barangnya. Jarak antar rak-rak tersebut memperhatikan keleluasaan
gerak dari pengunjung sedangkan tinggi rak atau gondola disesuaikan dengan
jangkauan pengunjung. Untuk efisiensi sekitar tepi ruang juga dipasang rak.
Sedangkan counter kasir ditempatkan dekat dengan pintu keluar.
• Bentuk Bebas
Pada bentuk layout ini pebisnis eceran dapat secara bebas
meletakan barang yang dijualnya dengan tetap memperhatikan kemudahan pengunjung
bergerak mencari barang yang dicarinya, biasanya layout ini digunakan
department store.
Alokasi Ruang Untuk
Meningkatkan Produktivitas Untuk meningkatkan keuntungan pebisnis eceran perlu
berkaitan dengan ruang yang digunakan. Pengeluaran setiap meter persegi dari
ruang toko dihitung dari biaya yang yang dikeluarkan untuk sewa atau
pemeliharaan ruang pertahun dibagi dengan luas ruangan. Namun demikian tidak
semua bagian dari toko yang berfungsi sebagai area penjualan, ada pula area
yang digunakan untuk penyimpanan barang, karenanya perhitungan biaya tersebut
perlu pula memperhatikan perbandingan luas area penjualan dan area gudang.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dengan upaya peningkatan laba didasarkan
pada alokasi ruang adalah sebagai berikut :
a. Analisis Penjualan
Para pebisnis eceran melakukan analisis penjualan
berdasarkan penjualan pada tahun sebelumnya. Informasi tersebut dapat dijadikan
dasar perhitungan untuk alokasi ruang. Beberapa jenis barang seperti jaket
untuk musim hujan atau baju seragam sekolah sebaiknya hanya dipajang untuk
waktu yang tidak terlalu lama karena sifatnya hanya periodik. Dengan demikian
area barang tersebut dapat diganti dengan barang lain yang bisa lebih
memberikan keuntungan.
b. Prediksi perolehan laba
Dari data yang
diperoleh dari asosiasi perdagangan, dapat diketahui rata-rata penjualan suatu
barang pada tahun yang lalu. Dengan informasi tersebut pebisnis eceran dapat
memprediksi laba yang diperoleh untuk barang yang menempati setiap meter area
toko dengan tidak lupa memperhitungkan perkakas untuk memajang atau menyimpan
barang tersebut.
c. Pendekatan persediaan
Dengan pendekatan persediaan, pebisnis eceran akan
memperhitungkan jumlah barang yang akan dijual di area toko disesuaikan dengan
permintaan dari konsumen Perkakas dan Perlengkapan Barang yang dijual di toko,
biasanya diletakkan pada suatu tempat sehingga memudahkan konsumen atau pelayan
mengambil barang tersebut. Selain itu perlengkapan pendukung juga diperlukan
untuk menunjang kegiatan di dalam toko.
d. Perkakas.
Beberapa perkakas yang digunakan untuk menyimpan barang
adalah : gondola, showcase, keranjang, rak dan sebagainya
e. Perlengkapan
Perlengkapan yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan di
dalam toko diantaran : AC, calculator, cash register, komputer, electronic
scanner, labeling machine dan sebagainya.
6.
Tata letak gudang (warehouse layout)
Tata
letak gudang sangat penting untuk diperhatikan, karena tata letak gudang yang
baik akan memudahkan penanganan dan pengendalian persediaan, dapat meminimumkan
kerusakan barang serta memudahkan perimaan dan penyerahan barang. Tujuan tata letak gudang (warehouse
layout) adalah untuk menemukan titik optimal di antara biaya penanganan bahan
dan biaya-biaya yang berkaitan dengan luas ruang dalam gudang. Sebagai
konsekuensinya, tugas manajemen adalah memaksimalkan penggunaan setiap kotak
dalam gudang – yaitu memanfaatkan volume penuhnya sambil mempertahankan biaya
penanganan bahan yang rendah.
7.
Tata letak kantor (office layout)
Tata letak kantor bertujuan untuk menentukan posisi
karyawan dan peralatan agar menjamin kelancaran arus pekerjaan dan komunikasi
antara semua pegawai dan manajer yang ada, dimana tata letak kantor modern
difokuskan pada keterbukaan dan fleksibilitas yang tinggi. Perbedaan utama antara tata letak kantor
(office layout) dan pabrik adalah pada kepentingan informasi. Walaupun
demikian, pada beberapa lingkungan kantor, sebagaimana pada manufaktur,
produksi sangat bergantung kepada aliran bahan.
Walaupun pergerakan
informasi sekarang meningkat menjadi elektronik, analisis tata letak kantor masih memerlukan pendekatan
yang berdasarkan tugas. Oleh karena itu, para manajer kantor menguji pola
komunikasi baik secara elektronik maupun tradisional, kebutuhan pemisahan, dan
kondisi-kondisi lain yang mempengaruhi efektivitas karyawan.
8.
Tata letak modern
Russel dan Taylor
(2000), Chase et al. (2001), Render dan Heizer (2001), serta krajewski dan Ritzman (1987),
mengemukakan bahwa bentuk tata letak yang terdahulu telah dikembangkan menjadi
tata letak modern yang oleh mereka disebut hybride
layout (tata letak hibrida). Tata leta hibrida dibedakan atas:
1) Tata
letak cellular (celullar layout)
Pada tata letak selular
mesin atau peralatan
yang di butuhkan dikelompokkan dalam suatu machine
cell. Tipe ini merupakan pengembangan dan campuran dari tata letak produk
dan tata letak proses. Unsur tata letak produk tercermin pada peletakan mesin
atau peralatan di machine cells
secara berurutan. Unsur tata letak proses terlihat bahwa apabila dalam penataan
ada dua mesin yang sama fungsinya, maka mesin tersebut di tempatkan ditempat
yang sama.
2) Flexible manufacturing system
(FMS)
Tata letak fleksibel
ini merupakan penyempurnaan tata letak sebelumnya yang mengintegrasikan mesin
yang dipergunakan dengan alat-alat material
handling yang lebih otomatis. Tata letak ini muncul sejak alat-alat
berbasis komputer dipakai di unit perusahaan.
3)
Mixed-Model
Assembly Line
Lini rakitan
tradisional dirancang tata letaknya untuk menghasilkan satu jenis tertentu
keluaran. Mixed-model assembly line
merupakan suatu tata letak lini rakitan yang didesain untuk membuat lebih dari
satu jenis model atau berbagai jenis produk.
C.
Metode-metode
layout
Pencarian
metode-metode layout merupaka salah satu bagian terpenting dalam pengerjaan
pendahuluan disuatu perusahaan. Dengan adanya penataan layout, memungkinkan
untuk menghilangkan praktek-praktek pemborosan. Ada beberapa cara dalam
penganalisaan layout, yaitu:
a. Menyusun
diagram perakitan (bagan proses),
b. Memperhatikan
produk dari sudut pandangan pengelolaan bahan (materials handling),
c. Pemerhatian
kuantitas tiap produk,
d. Menggambarkan
ruang yang menunjukkan seluruh bagian-bagian tetap atau semi tetap-segala
sesuatu yang tidak dapat diubah dan dipindah dengan mudah, sehingga peralatan
dan mesin ditempatkan pada posisi yang ideal.
Metode-
metode yang biasa digunakan dalam penganalisaan layout:
1. Metode
Travel Chart atau Load-Path Matriks untuk Layout Fungsional yang berpusat pada
usaha untuk mengurangi transportasi bahan-bahan dalam proses (work in process)
dari satu departemen ke departemen lain.
2. Metode
layout dengan komputer ada dikarenakan jumlah kombinasi-kombinasi, pola-pola
departemental yang harus dipertimbangkan bertambah besar, dan ukuran serta
masalah-masalah agar lebih realistik, dengan program-program komputer telah
dikembangkan untuk membantu pengembangan analisa layout.
D.
Tehnik
dan model layout
1. Layout
proses
salah satu model
analisis untuk layout proses yang
diuraikan adalah “model jarak muatan”, karena model ini yang paling sering
digunakan dalam analisis layout. Layout tedapat alur proses yang harus dilalui,
pola arus yang bervariasi dari hari ke hari dan penanganan bahan baku yang
relatif dalam jumlah besar
2. Layout
produk
Permasalahan utama
dalam perencanaan layout produk atau layout garis lurus adalah mendapatkan
jumlah tempat kegiatan dan tugas yang dilaksanakan, sehingga bisa dicapai output
yang di inginkan. Semuanya
dikerjakan sedemikian rupa.
Sehingga sumber-sumber input dapat diminimumkan,
oleh sebab itu layout produk harus berdasarkan pada hal berikut:
·
Rancangan yang dititik beratkan untuk
mendapatkan kapasitas output yang diinginkan.
·
Urutan tugas kerja yang lancar dengan
mempertimbangkan pekerjaan, apa-apa saja yang harus di lakukan.
·
Efisiensi output tanpa menggunakan
sumber output yang tidak perlu.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Jika berbicara bisnis ataupun usaha pasti erat
hubungannya dengan strategi apa yang digunakan dalam usaha tersebut, para
pelaku bisnis akan terus memikirkan strategi apa yang akan diambil untuk
menunjang keberhasilan usahanya baik strategi dibagian pemasaran yaitu untuk
mencapai target penjualan; strategi dibagian MSDM untuk menghasilkan karyawan
yang mempunyai produktivitas tinggi dan mampu bersaing di pasar; strategi
keuangannya yaitu bagaimana dengan biaya tertentu mendapatkan profit atau
manfaat tertentu; ataupun strategi
dibagian operasionalnya seperti strategi dalam menentukan layout (tata letak)
untuk menunjang kelancaran kegiatan operasional suatu usaha.
Dalam makalah ini akan membahas layout dari
Hypermart Plaza Mulia atau tata letak yang digunakan oleh Hypermart Plaza Mulia
yang mungkin merupakan salah satu strategi yang dimilikinya. Pengertian
dari layout itu sendiri adalah proses
penataan keseluruhan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan guna mencapai
keseimbangan kegiatan operasi secara efisien
Mengapa
harus melakukan penataan layout ???
·
guna mencapai efisiensi
·
karena adanya high cost dalam kegiatan
operasi perusahaan
·
menghindari/mengurangi terjadinya
bottleneck
·
mencegah terjadinya kecelakaan dalam
kegiatan operasi perusahaan
·
dalam rangka memperkenalkan produk baru
·
perubahan desain
B.
Rumusan
Masalah
§ Analisis
bagaimana layout (tata letak) di Hypermart.
§ Apakah
layout yang digunakan bersifat efektif?
§ Apakah
layout di Hypermart dapat membantu konsumen untuk menemukan barang yang di
cari?
§ Apakah
layout di Hypermart dapat meningkatan produktivitas usahanya?
BAB II
DASAR
TEORI
A. Perencanaan Tata Letak
.
Layout yang tepat menunjukan ciri-ciri adanya penyesuaian tata letak fasilitas
operasional terhadap jenis produk dan proses konversi, tata letak yang efektif
dapat membantu organisasi mencapai sebuah strategi yang menunjang diferensiasi,
biaya rendah atau respon cepat.
Tata letak yang efektif (Render dan Jay, 1997) dapat membantu perusahaan dalam
hal mencapai:
1. pemanfaatan
yang lebih efektif atas ruangan, peralatan, dan manusia,
2. arus
informasi, bahan baku, dan manusia yang lebih baik,
3. lebih
memudahkan para konsumen dan
4. peningkatan
moral karyawan dan kondisi kerja yang lebih aman. Pengaruh layout yang tepat
bagi perusahaan adalah peningkatan produktivitas perusahaan.
Tujuan
dari layout:
·
memaksimumkan pemanfaatan peralatan
pabrik
·
meminimumkan kebutuhan tenaga kerja
·
agar aliran dan produk menjadi lancar
·
memaksimumkan hasil dari pada produksi
·
menghindari hambatan operasi &
tempat yang terlalu padat dalam kegiatan operasi produksi khususnya, dan
operasi umumnya
·
memberikan kesempatan berkomunikasi bagi
para karyawan dengan menempatkan mesin dan proses secara benar.
Tata
letak merupakan satu keputusan operasional
yang menentukan efesiensi sebuah operasi dalam jangka panjang. Tata
letak memiliki banyak dampak strategis karena tata letak menetukan daya saing
perusahaan dalam kapasitas, proses, fleksibelitas dan biaya serta kualitas
lingkungan kerja, kontak pelanggan dan citra perusahaan. Pada dasarnya, tujuan dari desain tata letak adalah untuk
mengembangkan tata letak yang ekonomis dan dapat membantu pencapaian keempat
hal tersebut dengan tetap memenuhi kebutuhan perusahaan untuk beroperasi secara
efektif, efisien, ekonomis, dan produktif.
Pada
umumnya perencanaan tata letak dan modifikasinya akan senantiasa diperlukan
oleh setiap perusahaan. Kebutuhan memodifikasi itu disebabkan oleh beberapa
faktor berikut:
1.
Terjadinya perubahan desain produk
secara terus-menerus
Perubahan desain produk
secara terus-menerus untuk membuat produk baru dalam perusahaan, akan
mengakibatkan terdapatnya perencanaan tata letak yang baru pula. Perubahan
desain produk ini sering kali akan mengakibatkan terjadinya perubahan dalam perusahaan pula.
Besar atau kecilnya skala perubahan yang diakibatkan oleh perubahan desain
produk ini akan sangat tergantung pada banyak dan sedikitnya perubahan atas desain
produk yang bersangkutan. Betapapun
kecilnya perubahan ini akan berakibat pada kebutuhan penyesuaian tata letak
yang telah ada di perusahaan. Agar tata letak yang dipergunakan senantiasa
sesuai dengan kebutuhan, maka modifikasi perlu diadakan sewaktu-waktu. Dengan
cara itu, tata letak yang tersedia akan selalu aktual dan relevan dengan
kebutuhan. Perubahan tersebut tidak selalu berarti perubahan total dan mendasar
dari tata letak yang ada, melainkan dapat saja merupakan perubahan-perubahan
kecil yang bertujuan menyesuaikan perubahan yang terjadi pada desain produk
tersebut.
2.
Adanya perubahan volume permintaan
Terjadinya perubahan
permintaan terhadap produk yang dihasilkan perusahaan akan berakibat pula
terhadap volume produksi. Perubahan volume aktivitas tersebut tentu akan
berdampak pada tata letak yang ada dan dipergunakan oleh perusahaan sekarang
ini. Perubahan tersebut dapat berupa kenaikan pemintaan atau penurunan
permintaan terhadap barang itu sendiri.
3.
Kemungkinan penggantian fasilitas agar
selalu baru (up to date)
Secara teknis,
peralatan dan mesin akan mengalami kemunduran karena secara alamiah peralatan
dan mesin tersebut akan mengalami kegugusan akibat penggunaan. Disamping itu
dengan adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, pasti akan bermunculan
mesin-mesin dan peralatan yang semakin canggih dan mutakhir teknologinya.
Pergantian tersebut bertujuan untuk menyamai bahkan bila perlu melampaui
keandalan mesin dan peralatan perusaaan lain, karena penggunaan mesin serta
peralatan dengan teknologi yang lebih canggih akan meninggkatkan daya saing
perusahaan. Dengan kata lain perusahaan harus sudah memiliki rancangan untuk
melakukan pergantian mesin dan peralatan yang teknologinya lebih maju dengan
tujuan untuk memperbaiki daya saing perusahaan. Seiring pergantian mesin
tersebut akan mengakibatkan perlunya manajemen membuat tata letak yang baru
yang sesuai dengan karakteristik mesin dan peralatan yang baru tersebut.
4.
Adanya penambahan produk baru
Penambahan produk serta
pengembangan produk yang sudah ada akan menjadi kegiatan yang selalu ada dalam
sebuah perusahaan. Berdasarkan teori siklus hidup produk, maka setiap kali
produk telah sampai pada tingkat penjualan maksimum, maka pada kali itu juga
tingkat penjualan produk tersebut mengalami penurunan. Dalam keadaan yang
seperti itu perusahaan akan berpikir bagaimana menghadirkan produk baru dan
mengembangkan produk yang ada agar dapat menunjang dan mempertahankan
keberadaan produk dipasar. Perubahan
mendasar nantinya akan diikuti dengan perubahan-perubahan tata letak yang
diperuntunkan untuk menyesuaikan tata letak
dengan penambahan produk baru untuk menjamin arus penataletakan produk yang
lebih optimal.
B.
Jenis-Jenis
Tata Letak
Menurut
Russel dan Taylor (2000) tata letak
dibedakan atas:
1.
Tata letak berorientasi Produk (Product layout)
Product layout
sering disebut pula flow shop or
continuous production system layout. Product
layout adalah penataan mesin, fasilitas dan peralatan menurut karakteristik
yang sama.
2.
Tata letak kelompok (group layout)
Tata
letak kelompok, dengan memisah-misahkan daerah-daerah dan kelompok-kelompok
mesin bagi pembuatan “keluarga” komponen-komponen yang memerlukan pemrosesan
sejenis. Setiap komponen
diselesaikan di daerah-daerah spesialisasi ini dengan keseluruhan urutan pengerjaan
mesin dilakukan di tempat tersebut.
3.
Tata letak proses (process layout)
process layout
sering disebut juga functional layout
(tata letak fungsional) dan job shop
layout or intermitten flow layout. Tata letak proses adalah penataan letak
fasilitas mesin atau peralatan yang di kelompokkan menurut fungsinya. Di pergunakan jika arus konversi untuk semua produk yang
dihasilkan tidak terstandarisasi, seperti halnya yang ditemukan di pabrik yang
menggunakan proses intermintten. Arus
kegiatan yang tidak terstandarisasi bisa juga tejadi karena proses konversi
menghasilkan produk yang bermacam-macam, atau jika suatu produk dasar
dikembangkan menjadi bermacam-macam produk akhir. Dalam layout yang
berorientasi pada proses komponen pemprosesan (seperti pusat-pusat kerja dengan
bagian-bagiannya) digabung menjadi satu berdasarkan jenis fungsi operasional
yang dilakukan.
4.
Tata letak tetap (fixed position layout)
Tata letak tetap
disebut juga tata letak proyek (project
layout). Proyek adalah sistem produksi yang dirancang untuk memproduksi
hanya satu unit produk dalam satuan waktu tertentu atau sejumlah kecil tugas
dengan volume dan keragaman elemen kegiatan kerja yang tinggi. Dalam tata letak dengan posisi tetap (fixed-position layout), proyek tetap
berada dalam satu tempat, sementara para pekerja dan peralatan datang pada
tempat tersebut. Contoh tipe proyek seperti ini adalah proyek pembuatan kapal,
jalan layang,
jembatan, rumah, dan sumur minyak bumi. Teknik
untuk mengatasi tata letak dengan posisi tetap tidak dikembangkan dengan baik
dan kerumitannya bertambah karena ada tiga faktor. Faktor yang pertama adalah,
terdapat terdapat tempat yang terbatas pada semua lokasi produksi. Yang kedua,
setiap tahapan yang berbeda pada proses konstruksi, membutuhkan bahan yang
berbeda oleh karena itu banyak hal yang menjadi
penting sejalan dengan perkembangan proyek. Yang ketiga, volume bahan yang
dibutuhkan dinamis. Sebagai contoh, tingkat penggunaan panel baja untuk
galangan kapal berubah sejalan dengan perkembangan proyek.
Karena permasalahan
pada tata letak dengan posisi tetap ini sulit dipecahkan pada lokasi, strategi
alternative yang ada adalah untuk melengkapi proyek sedapat mungkin di luar
lokasi.
5.
Tata letak ritel (retail layout)
Tata
letak ritel adalah tata letak dari usaha eceran besar, seperti departemen store
dan supermarket. Tata letak harus memikirkan selera dan presepsi pelanggan,
yaitu harus menjamin semua pelanggan akan merasa lega berada dalam bangunan,
dengan udara sejuk, pencahayaan yang baik, pajangan yang memiliki daya tarik,
mudah di jangkau, menjamin keleluasaan bagi semua pelanggan untuk bergerak,
loket pembayaran cukup tersedia sehingga tidak perlu antri lama, alunan musik
yang lembut, dsb. Dengan demikian, Manajer Operasi harus berusaha untuk melakukan
penataan keseluruhan tokonya menjadi apik, resik, artistik, menarik, dan
lapang, sehingga pengunjung memiliki ruang gerak yang cukup. Tata letak ritel
(retail layout) didasarkan pada ide
bahwa penjualan dan keuntungan bervariasi bergantung kepada produk yang dapat
menarik perhatian pelanggan. Jadi, banyak manajer operasi ritel mencoba untuk
memperlihatkan produk-produk kepada pelanggan sebanyak mungkin. Penelitian
menunjukan bahwa semakin besar produk dapat dilihat oleh pelanggan, maka
penjualan akan semakin tinggi, dan tingkat pengembalian investasi juga semakin
tinggi. Manajer operasi dapat mengubah keduanya, baik dengan pengaturan toko
keseluruhan maupun alokasi tempat bagi beragam produk dalam pengaturan toko
tersebut.
Lima ide yang sangat berguna dalam menentukan
pengaturan toko secara keseluruhan:
a.
Tempatkan barang-barang yang sering
dibeli oleh pelanggan di sekitar batas luar toko. Itulah sebabnya mengapa
sering ditemukan produk yang berbahan dasar susu pada satu bagian supermarket
bersebelahan dengan produk roti dan kue-kue.
b.
Gunakan lokasi yang strategis untuk
barang-barang yang menarik dan memiliki nilai keuntungan besar, seperti
peralatan rumah tangga, kosmetik dan shampoo.
c.
Distribusikan yang dikenal oleh pedagang
sebagai “produk yang kuat” – yaitu barang-barang yang menjadi alasan utama
pengunjung berbelanja – pada kedua sisi lorong, dan letakkan mereka tersebar
untuk menjadikan pengunjung melihat lebih banyak barang yang lain.
d.
Gunakan lokasi di ujung lorong karena
mereka memiliki tingkat eksposur yang tinggi.
e.
Sampaikan misi toko dengan memilih
posisi bagian yang akan menjadi perhentian pertama bagi pelanggan.
Setelah tata letak ritel telah
diputuskan, produk-produk harus diatur untuk dijual. Banyak pertimbangan dalam
pengaturan ini. Walaupun demikian, tujuan utama tata letak ritel adalah untuk
memaksimalkan keuntungan luas lantai per kaki persegi (atau, pada beberapa
toko, pada panjang rak). Barang-barang yang berharga mahal mungkin dapat
menghasilkan penjualan yang lebih besar, tetapi keuntungan per kaki persegi
mungkin saja lebih rendah.
Layout Toko
Pengaturan layout toko harus
memperhatikan alur dari pengunjung, dan kemudahan akses antara area penjualan
gudang penyimpanan barang. Pada umumnya pengunjung yang memasuki toko akan berjalan
dan memperhatikan display dari produk yang dijual. Untuk jenis toko yang
menitikberatkan pada pelayanan, biasanya ada pramuniaga yang akan membantu
pengunjung, sedangkan untuk toko atau department store yang menerapkan self
service, pengunjung akan mengambil sendiri barang yang diperlukannya dan
kemudian membayarnya di kasir. Ada dua pendekatan mendasar dari penyusunan
layout toko yaitu grid layout dan disain bebas.
• Grid layout adalah penyusunan layout toko yang
sangat umum.
Biasanya layout ini
ditemui di supermarket dengan jenis pelayanan self service. Di dalam toko,
pengunjung akan mendapatkan rak-rak yang disusun secara berbaris sesuai dengan
pengelompokan barangnya. Jarak antar rak-rak tersebut memperhatikan keleluasaan
gerak dari pengunjung sedangkan tinggi rak atau gondola disesuaikan dengan
jangkauan pengunjung. Untuk efisiensi sekitar tepi ruang juga dipasang rak.
Sedangkan counter kasir ditempatkan dekat dengan pintu keluar.
• Bentuk Bebas
Pada bentuk layout ini pebisnis eceran dapat secara bebas
meletakan barang yang dijualnya dengan tetap memperhatikan kemudahan pengunjung
bergerak mencari barang yang dicarinya, biasanya layout ini digunakan
department store.
Alokasi Ruang Untuk
Meningkatkan Produktivitas Untuk meningkatkan keuntungan pebisnis eceran perlu
berkaitan dengan ruang yang digunakan. Pengeluaran setiap meter persegi dari
ruang toko dihitung dari biaya yang yang dikeluarkan untuk sewa atau
pemeliharaan ruang pertahun dibagi dengan luas ruangan. Namun demikian tidak
semua bagian dari toko yang berfungsi sebagai area penjualan, ada pula area
yang digunakan untuk penyimpanan barang, karenanya perhitungan biaya tersebut
perlu pula memperhatikan perbandingan luas area penjualan dan area gudang.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dengan upaya peningkatan laba didasarkan
pada alokasi ruang adalah sebagai berikut :
a. Analisis Penjualan
Para pebisnis eceran melakukan analisis penjualan
berdasarkan penjualan pada tahun sebelumnya. Informasi tersebut dapat dijadikan
dasar perhitungan untuk alokasi ruang. Beberapa jenis barang seperti jaket
untuk musim hujan atau baju seragam sekolah sebaiknya hanya dipajang untuk
waktu yang tidak terlalu lama karena sifatnya hanya periodik. Dengan demikian
area barang tersebut dapat diganti dengan barang lain yang bisa lebih
memberikan keuntungan.
b. Prediksi perolehan laba
Dari data yang
diperoleh dari asosiasi perdagangan, dapat diketahui rata-rata penjualan suatu
barang pada tahun yang lalu. Dengan informasi tersebut pebisnis eceran dapat
memprediksi laba yang diperoleh untuk barang yang menempati setiap meter area
toko dengan tidak lupa memperhitungkan perkakas untuk memajang atau menyimpan
barang tersebut.
c. Pendekatan persediaan
Dengan pendekatan persediaan, pebisnis eceran akan
memperhitungkan jumlah barang yang akan dijual di area toko disesuaikan dengan
permintaan dari konsumen Perkakas dan Perlengkapan Barang yang dijual di toko,
biasanya diletakkan pada suatu tempat sehingga memudahkan konsumen atau pelayan
mengambil barang tersebut. Selain itu perlengkapan pendukung juga diperlukan
untuk menunjang kegiatan di dalam toko.
d. Perkakas.
Beberapa perkakas yang digunakan untuk menyimpan barang
adalah : gondola, showcase, keranjang, rak dan sebagainya
e. Perlengkapan
Perlengkapan yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan di
dalam toko diantaran : AC, calculator, cash register, komputer, electronic
scanner, labeling machine dan sebagainya.
6.
Tata letak gudang (warehouse layout)
Tata
letak gudang sangat penting untuk diperhatikan, karena tata letak gudang yang
baik akan memudahkan penanganan dan pengendalian persediaan, dapat meminimumkan
kerusakan barang serta memudahkan perimaan dan penyerahan barang. Tujuan tata letak gudang (warehouse
layout) adalah untuk menemukan titik optimal di antara biaya penanganan bahan
dan biaya-biaya yang berkaitan dengan luas ruang dalam gudang. Sebagai
konsekuensinya, tugas manajemen adalah memaksimalkan penggunaan setiap kotak
dalam gudang – yaitu memanfaatkan volume penuhnya sambil mempertahankan biaya
penanganan bahan yang rendah.
7.
Tata letak kantor (office layout)
Tata letak kantor bertujuan untuk menentukan posisi
karyawan dan peralatan agar menjamin kelancaran arus pekerjaan dan komunikasi
antara semua pegawai dan manajer yang ada, dimana tata letak kantor modern
difokuskan pada keterbukaan dan fleksibilitas yang tinggi. Perbedaan utama antara tata letak kantor
(office layout) dan pabrik adalah pada kepentingan informasi. Walaupun
demikian, pada beberapa lingkungan kantor, sebagaimana pada manufaktur,
produksi sangat bergantung kepada aliran bahan.
Walaupun pergerakan
informasi sekarang meningkat menjadi elektronik, analisis tata letak kantor masih memerlukan pendekatan
yang berdasarkan tugas. Oleh karena itu, para manajer kantor menguji pola
komunikasi baik secara elektronik maupun tradisional, kebutuhan pemisahan, dan
kondisi-kondisi lain yang mempengaruhi efektivitas karyawan.
8.
Tata letak modern
Russel dan Taylor
(2000), Chase et al. (2001), Render dan Heizer (2001), serta krajewski dan Ritzman (1987),
mengemukakan bahwa bentuk tata letak yang terdahulu telah dikembangkan menjadi
tata letak modern yang oleh mereka disebut hybride
layout (tata letak hibrida). Tata leta hibrida dibedakan atas:
1) Tata
letak cellular (celullar layout)
Pada tata letak selular
mesin atau peralatan
yang di butuhkan dikelompokkan dalam suatu machine
cell. Tipe ini merupakan pengembangan dan campuran dari tata letak produk
dan tata letak proses. Unsur tata letak produk tercermin pada peletakan mesin
atau peralatan di machine cells
secara berurutan. Unsur tata letak proses terlihat bahwa apabila dalam penataan
ada dua mesin yang sama fungsinya, maka mesin tersebut di tempatkan ditempat
yang sama.
2) Flexible manufacturing system
(FMS)
Tata letak fleksibel
ini merupakan penyempurnaan tata letak sebelumnya yang mengintegrasikan mesin
yang dipergunakan dengan alat-alat material
handling yang lebih otomatis. Tata letak ini muncul sejak alat-alat
berbasis komputer dipakai di unit perusahaan.
3)
Mixed-Model
Assembly Line
Lini rakitan tradisional
dirancang tata letaknya untuk menghasilkan satu jenis tertentu keluaran. Mixed-model assembly line merupakan
suatu tata letak lini rakitan yang didesain untuk membuat lebih dari satu jenis
model atau berbagai jenis produk.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Analisis layout (tata letak) di
Hypermart.
Dari
hasil analisis survey pada Hypermart diketahuai secara teori menggunakan dominasi layout Ritel
dengan pendekatan Grid Layout.
Hal ini dapat dilihat dan diamati dari barang yang dipasarkan secara eceran besar.
Kemudian Tata letak yang digunakan oleh hypermart memenuhi selera dan presepsi
pelanggan, seperti
menjamin
semua pelanggan akan merasa lega berada dalam bangunan, dengan udara sejuk,
pencahayaan yang baik, pajangan yang memiliki daya tarik, mudah di jangkau,
menjamin keleluasaan bagi semua pelanggan untuk bergerak, loket pembayaran
cukup tersedia sehingga tidak perlu antri lama.
Dari penjelasan diatas dapat
dilihat lebih jelas pada gambar layout Hypermart yang terlah kami lampirakan,
bahwa Layout Hypermart telah dirancang sedemikian rupa sehingga memudahkan
pelanggan untuk menemukan barang yang dicari dan menarik pelanggan. Adapun
dapat dijelaskan secera singkat dari gambar yang telah kami lampirkan bahwa
layout Hypermart dimulai dari pintu masuk yang bersebelahan dengan penitipan
barang dan penempatan troli. Kemudian disambut dengan jalur promo, bagian
elektronik, hardware, funitur, pakaian, produk pembersih, susu dan perlengkapan
bayi, kosmetik, keperluan dapur, makanan
ringan, minuman bagian daging, buah dan sayuran serta, cooking, food and cake
center.
B.
Layout
yang digunakan bersifat efektif
Dari
layout yang digunakan tersebut dapat dinilai cukup efektif, dikarenakan konsumen
yang berkunjung merasa puas dengan tampilan layout yang tersedia. Tidak hanya
itu, konsumen juga merasa termudahkan dalam berbelanja. Dengan penataan layout
yang sedemikian rupa juga memudahkan para karyawan dalam menjalankan pekerjaan
dari membersihkan tempat sampai penataan pengisian rak penjualan yang telah
habis terjual. Disamping itu adanya penempatan untuk jalur promo
didepan pintu masuk, didalam jalur ini terdapat
barang – barang diskon (promo). Sehingga dapat menarik perhatian pelanggan
ketika baru berada dipintu masuk.
C.
Layout
di Hypermart dapat membantu konsumen untuk menemukan barang yang di cari.
Dilihat
dari ramainya pengunjung yang berbelanja di Hypermart bahwa keperluan yang
mereka cari dengan mudah bisa didapat, karena penempatannya yang cukup teratur,
serta barang yang dipajang telah tersusun dengan rapi,sesuai dengan kelompok
barangnya masing-masing. Contohnya kita dapat menemukan tv,
kipas angin dan kulkas yang tersusun di bagian elektronik, dan kita dapat
menemukan buah apel jeruk serta wortel
dibagian buah dan sayur.
D.
Layout
di Hypermart dapat meningkatan produktivitas usahanya
Jika diamati secara tidak langsung, layout yang digunakan
ini meningkatkan produktifitas usaha
pada hypermart. Hal tersebut
dilihat dari kemampuan usaha menata letak – letak fasilitas produksi. Dengan penataan letak yang demikian maka akan
menciptaan kenyamanan bagi pelanggan
ataupun bagi karyawan dengan terciptanya kenyaman tersebut maka dapat
meningkatkan daya beli pelanggan sehingga tingkat penjualan naik yang dimana
akan menghasilkan profit dan artinya layout tersebut dapat membantu
meningkatkan produktivitas Hypermart.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Keputusan mengenai tata letak
sangat penting artinya, karena tata letak itu memiliki kontribusi yang besar
serta berhubungan langsung dengan efisiensi proses produksi. Tata letak
gerai merupakan desain dasar dari suatu gerai ritel. Tata letak gerai harus mampu
memberikan kemudahan bagi konsumen dalam mengelilingi gerai untuk mencari
barang yang dibutuhkannya.
Tata letak gerai yang buruk seringkali menyulitkan konsumen
untuk memperoleh barang yang dibutuhkannya. Ketika konsumen sulit untuk
mendapatkan barang yang dibutuhkannya maka jumlah barang yang dibeli konsumen
pun akan semakin terbatas yang akhirnya akan merugikan peritel sendiri.
Hal ini akan lebih merugikan bagi peritel, ketika konsumen tidak mampu
menemukan barang yang dibutuhkannya, atau setidaknya barang yang dibutuhkan
untuk melengkapi barang yang dibelinya sulit atau tidak ditemukan sehingga
dianggap barang tersebut kosong. Jika kondisi seperti ini terjadi, maka peluang
pelanggan untuk beralih kepada gerai ritel pesaing akan semakin besar.
Untuk mengantisipasi agar beralihnya pelanggan ke gerai ritel pesaing,
maka tata letak di dalam gerai memiliki peran yang penting untuk mempertahankan
konsumen agar tetap berbelanja di gerai anda. Salah satu contoh tata letak yang
banyak digunakan di gerai ritel berbasis makanan seperti supermarket,
minimarket, maupun hypermart
adalah grid layout yang memberikan kemudahan bagi konsumen untuk
mencari dan memenuhi kebutuhannya.
B. Saran
Daya tarik suatu gerai ritel dimulai dari tampilan luar gerai tersebut.
Tampilan luar gerai yang menarik, mudah terlihat, dan eye catching, merupakan
langkah awal bagi0020peritel dalam menarik konsumennya. Bentuk gerai yang indah
serta nyaman mampu memberikan image gerai sebagai tempat belanja sekaligus
berekreasi bagi konsumen sehingga konsumen bersedia berlama-lama berdiam diri
di dalam gerai.
Ketika tampilan luar dari suatu gerai ritel tidak menarik, tidak
terlihat, serta tidak eye catching memungkinkan gerai tersebut hanya
dilewati saja oleh konsumen. Konsumen cenderung tidak akan mempercayai
kredibilitas dan bonafiditas gerai tersebut. Ketidakpercayaan konsumen terhadap
gerai ritel akan mampu mengalihkan konsumen ke gerai ritel pesaing.
DAFTAR PUSTAKA
Haming,
Murdifin, S.E.,M.Si dan Nurnajamuddin, S.E.,M.M.,Manajemen Produksi Modern (Operasi Manufaktur dan Jasa), Bumi
Aksara
nice... sangat bermanfaat... smoga mendapat pahala yg setimpal atas tulisannya utk mahasiswa yg lg pusing ngerjain tugas...
BalasHapusitu bukunya Render dan Jai bahasa indonesia apa inggris ya? mau nyari bukunya nihhh...tks
BalasHapus