PELATIHAN & PENGEMBANGAN SDM
Pendahuluan Bagian ini merupakan aplikasi dari penggunaan prinsip umum dari psikologi
yaitu prinsip pembelajaran. Dalam arti setelah karyawan diterima maka
pengetahuan sikap dan keterampilan masih perlu untuk disesuaikan dengan yang
diperlukan perusahaan, perkembangan teknologi menyebabkan timbulnya mesin-mesin
baru yang lebih canggih diperlukan adanya penyesuaian penguasaan alat untuk
mengoperasikannya. Pengertian Pelatihan adalah proses pendidikan jangka pendek
yang menggunakan prosedur sistematis dan terorganisir, sehingga tenaga
nonmanajerial mempelajari pengetahuan dan keterampilan teknis untuk tujuan
tertentu.
Pengembangan adalah proses pendidikan jangka panjang
yang menggunakan prosedur sistematis dan terorganisir sehingga tenaga kerja
nonmanajerial mempelajari pengetahuan konseptual dan teoritis untuk tujuan yang
umum
Tujuan dari pelatihan dan pengembangan1. meningkatkan produktivitas :pelatihan dapat meningkatkan prestasi untuk
berproduksi2. meningkatkan mutu : pengetahuan dan keterampilan dapat mengurangi eror
kerja3. meningkatkan ketepatan dalam perencanaan SDM : mendapatakn SDM yang
sesuai4. meningkatkan semangat kerja : iklim menjadi lebih kondusif jika diberi
pelatihan5. menarik dan menahan karyawan yang berkualitas : implikasinya adalah
kenaikan karir6. menjaga kesehatan dan keselamatan kerja7. menghindari keusangan8. sebagai personal growth Prinsip Pembelajaran Pembelajaran merupakan dasar dari perilaku manusia Belajar adalah suatu perubahan yang relatif permanen yang
dihasilkan melalui latihan dan pengalaman, sebagai hasil dari merespon
stimulus. Teori koneksionisme dasarnya adalah keterkaitan antara
stimulus dan respon. Pembelajaran diartikan sebagai suatu pengembangan perilaku
sebagai hasil dari respon individu terhadap stimulus. Yang perlu untuk diberi
penguatan (reinforcement), diperlukan adanya upaya penghindaran, pemadaman atas
perilaku yang tidak diharapkan, diperlukan adanya reward dan punishment.
Teori cognitive merupakan prinsip pembelajaran yang
menekankan pada proses kesadaran akan pemahaman dan pengenalan. Dengan
penstrukturan kembali persepsi akan menghasilkan pemahaman, yang merupakan ciri
dari suatu kegiatan intelektual. Perilaku manusia ditentukan melalui stimulus
dengan pengantara cognitif akan menghasilkan respon.
Konsep
pembelajaran Agar proses pembelajaran dapat menjadi efektif maka diperlukan adanya suatu
konsep dari pembelajaran. Motivasi : secara umum pembelajaran dapat berjalan
secara efektif jika ada motivasi untuk belajar, karena itu diperlukan adanya
insentif agar seseorang mau belajar. Penguatan
positif : suatu kejadian yang meningkatkan perilaku maka akan diulangi
kembali. Pengetahuan tentang hasil :
dengan mengetahui hasil yang didapatkan maka peserta dapat fokus pada apa yang
belum dikuasainya. Experiential learning
: pembelajaran memerlukan adanya praktek dan penghayatan. Transfer of training : pelatihan harus
memberikan efek adanya pengembangan sebagai indikator atas adanya pemidahan pengetahuan
dalam training.
Aturan
pembelajaran Untuk melancarkan proses pembelajaran harus ada aturan yang perlu
diperhatikan. Aturan pembentukan asosiasi1. perlu sering adanya pengulangan2. perlu adanya perhatian dan minta3. pengulangan bersifat distributif4. prinsip pembelajaran keseluruhan5. pengulangan aktif dengan membaca keras lebih efektif6. STM bisa menurun dengan cepat7. memori menjadi lebih baik dengan metode pengelempokanHal yang membantu
pembelajaran selektif1. menggunakan metode seleksi positif2. pengetahuan tentang hasil adalah pokok untuk seleksi3. hubungan causa dibuat jelas dan berarti4. diperlukan adanya instruksi yang baik Memperhatikan pembedaan
penginderaanSejauh mana kemampuan penginderaan (pengelihatan, pendengaran, dll) dari
trainee untuk membedakan rangsang penginderaan. Penyusunan
program pelatihan/pengembangan 1. identifikasi kebutuhan
pelathihan atau studi pekerjaanMiner (1992) mengembangkan ada 4 macam keterampilan yang pada umumnya
diberikan dalam pelatihan : a. Knowledge based skill ( keterampilam yang
berbasis pada pengetahuan yang dikuasai misalnya training untuk menjalani
pekerjaan sebagai customer service) ; b. Singular behavior skill ( kecakapan
perilaku kerja yang sederhana misalnya senyum dalam melayani cutomer) ; c.
Limited interpersonal skill (kemampuan interpersonal terbatas misalnya cara
mendelegasikan tanggung jawab terhadap bawahan) ; d. Social interactive skills
(keterampilan sosial-interaktif misalnya kemampuan untuk memanage konflik,
kepemimpinan yang efektif). 2. Penetapan sasaranSasaran dibagi menjadi dua yaitu sasaran umum, yang masing-masing dibedakan lagi menjadi sasaran pelatihan
(adanya pengenalan prinsip-prinsip umum yang dapat digunakan dalam situasi
kerja sehari-hari) dan sasaran bagi subjek (setelah mengikuti pelatihan
karyawan menampilkan perilaku kerja yang seusai dan yang didapatkannya dari
pelatihan). Sasaran khusus; sasaran
kognitif (peserta memahami dan mampu mengidentifikasi), sasaran afektif
(peserta menunjukkan adanya kesediaan), sasaran psikomotor (penguasaan motorik
dalam menjalani pekerjaan misalnya mengetik). 3. Penetapan kriteria
keberhasilan dengan alat ukurnyaJika sebagaian besar trainee menunjukkan adanya penguasaan, maka dapat
disimpulkan proses pelatihan efektif. Untuk mengetahui adanya penguasaan yang
meningkat, sebelum pelatihan dilakukan ujian tentang taraf penguasaan trainee
(pre-test), dan dibandingkan dengan hasil ujian yang diberikan setelah
pelatihan diberikan, kemudian dihitung taraf kontribusinya. 4. Penetapan meotde
pelatihana. kuliah : untuk biaya yang rendah dan waktu yang cukup singkatb. konprensi : pengembangan pengertian dan pembentukan sikap baru melalui
diskusic. studi kasus : untuk melatih daya fikir yang analitisd. bermain peran : pemahaman mengenai pengaruh perilaku melalui sandiwarae. bimbingan terencana : urutan langkah yang menjadi pedoman kerjaf. simulasi : melatih dalam kondisi kerja buatan yang mirip dengan kondisi
kerja asli
5. Percobaan dan risetSetelah kebutuhan pelatihan, sasaran pelatihan ditetapkan, kriteria
keberhasilan dan alat ukurnya dikembangkan, bahan untuk latihan dan metode
latihan disusun dan ditetapkan maka langkah berikutnya adalah melakukan uji
coba paket penelitian. Model
penilaian efektifitas dari program pelatihan/pengembangan Tujuannya adalah knowledge transfer dan efektivitas program dirumuskan
dalam “apakah tercapainya sasaran pelatihan menghasilkan peningkatan unjuk
kerja pada pekerjaan?. Sacket dan Mullen (1993) tujuan evaluasi program dibagi
dua : aspek perubahan dan aspek tingkat unjuk kerja yang dicapai. Model reaksi dari traineeAdanya penilaian dari peserta sebagai umpan balik terhadap program Model after-only dan
before-onlyDidasarkan pada hasil tes yang dilakukan setelah pelatihan diberikan (after)Didasarkan pada hasil tes yang dilakukan sebelum pelatihan diberikan
(before)Didasarkan pada hasil tes sebelum dan sesudah pelatihan diberikan (before- after) Model implikasi bagi
karyawanDengan pelatihan kontribusi karyawan menjadi bertambah, maka implikasinya
adalah harus ada imblan seperti kenaikan karir atau gaji.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan komentar anda, demi perbaikan kedepannya,,,, Terima Kasih